"Iya yah, masih kok," jawab Nadila dengan cepat.
"Jadi kamu mau gak?" Daniel mulai berharap lebih pada anak perempuannya tersebut. Ini adalah sebuah kesempatan baginya untuk berkumpul dengan keluarga kecilnya lagi. Sebelum Marisa berubah pikiran lagi. Sebab Daniel tidak tahu isi hati wanita itu saat ini.
Marisa terkadang seperti begitu membencinya hingga seakan menjauhi dirinya. Namun dia terkadang juga masih seperti Marisa yang dulu. Membuat Daniel benar benar tak bisa memahami wanita tersebut.
"Iya mau yah! Kalau gitu Nadila siap siap sekarang ya."
"Oke. Ayah sama ibu bakalan ke sana sekarang juga."
Setelah telepon itu berakhir, Nadila langsung melompat dari tempat tidurnya dan menuju ke kamar mandi. Dia segera mencuci wajahnya dan kembali ke kamarnya untuk sedikit memoles wajahnya dengan make up tipis agar tidak terlihat pucat.
