Chereads / Who Are You? (WAY) / Chapter 28 - Temani Aku Nonton

Chapter 28 - Temani Aku Nonton

Ardo sedari tadi terlihat cemas memperhatikan jam di dinding rumah sakit. Dia tidak menyangka jika akan memakan waktu selama ini.

Kini Rachel hanya tinggal menunggu untuk obatnya. Wanita itu melihat gelagat gelisah Ardo.

"Kenapa? Apa kamu ada urusan?" tanya Rachel.

"Hmm, sebenarnya aku udah ada janji untuk nonton sama Marisa nanti jam lima," jawab Ardo.

Rachel melirik jam dinding yang menunjukkan pukul setengah lima sore, "Lebih baik kamu pulang sekarang?" katanya.

"Gimana sama kamu?"

"Cuma tinggal ambil obat aja. Aku bisa sendiri."

"Maafin aku ya." Ardo lalu menepuk bahu Rachel. Dan Rachel hanya mengamati punggung Ardo yang beranjak meninggalkannya.

Tepat saat nomor antrian Rachel dipanggil, dia mencoba untuk berdiri dengan susah payah menggunakan tongkat kruk karena kakinya yang sedang di gibs.

Ardo masih memandangi Rachel dari jauh. Tiba tiba dia menjadi tidak tega untuk meninggalkannya sendiri. Lelaki itu lalu kembali dan mengatakan pada Rachel jika ia saja yang akan mengambilkan obat untuknya.

Rachel duduk kembali ke kursinya. Dia tersenyum melihat Ardo kembali lagi untuknya.

***

"Gimana sama Marisa?" tanya Rachel ketika mereka sudah berada di lift untuk meninggalkan rumah sakit.

"Nanti aja aku jelasin sama dia. Dia pasti ngerti," jawab Ardo.

"Kalau dia gak percaya sama kamu. Kamu bisa beritahu aku, aku bakalan bantu buat bicara sama Marisa."

"Makasih."

Saat berada di dalam mobil, Ardo mencoba menghubungi Marisa.

"Kiara, maaf aku masih di luar. Kamu bisa duluan kan ke bioskopnya?" tanya Ardo saat teleponnya sudah tersambung pada Marisa, "Nanti kita bertemu di sana, mungkin aku sedikit terlambat. Kamu bisa masuk duluan," lanjutnya.

"Kamu gak marah kan? Nanti aku belikan es krim deh." Ardo terlihat tertawa bahagia saat menelepon Marisa.

Hal itu membuat Rachel merasa tidak senang. Dia merasa iri karena kisah cintanya dengan Daniel tidak berjalan baik seperti hubungan Ardo dan Marisa. Dia lalu berpikir, jika yang ia sukai saat ini adalah Ardo apa akan berakhir bahagia? Tidak seperti Daniel yang malah makin menjauhinya.

Marisa membayangkan jika ia yang berada di posisi Marisa saat ini. Mungkin dia yang akan tertawa bahagia bersama dengan Ardo.

"Ardo," panggil Rachel tiba tiba.

"Iya, ada apa?" Laki laki menoleh sekilas ke arahnya.

"Kalau aku membuang perasaanku sama Daniel, dan membuka hati buat kamu. Apa kamu masih menyukaiku?" tanya Rachel.

Setelah mendengar kalimat Rachel, Ardo tiba tiba menginjak rem nya. Keduanya sama sama terkejut.

"Kamu bercanda kan?" tanya Ardo sambil terkekeh. Dia menatap Rachel yang tampak muram.

Lama Ardo menunggu jawaban dari Rachel. Karena wanita itu tidak langsung menjawabnya.

"Tentu aku becanda, haha!" Rachel kemudia tertawa. Dia tertawa untuk menyembunyikan kebohongannya.

"Syukurlah, aku kira kamu sungguh sungguh." Ardo bernapas lega mendengar jawaban dari Rachel. Dia benar benar tidak menyangka jika Rachel akan mengatakan hal seperti itu padanya.

Jika saja benar apa yang dikatakan Rachel, mungkin hal yang diucapkan Daniel saat itu akan benar benar terjadi. Saat Ardo tidak bisa memilih antara Marisa atu Rachel.

Rachel adalah orang yang pernah ia sukai. Tentu saja perasaan itu tidak mungkin langsung hilang tanpa tersisa sedikitpun. Sedangkan Marisa adalah sosok yang membuat Ardo merasa nyaman dan sedikit demi sedikit membuatnya melupakan perasaanya terhadap Rachel.

Setelah sampai, Ardo membukakan pintu untuk Rachel. Dia lalu membantunya sampai masuk ke apartemen.

"Apa kamu punya makanan?" tanya Ardo. Dia memeriksa dapur Rachel.

"Aku bisa makan mie instan. Kamuharus pergi sekarang. Nanti Marisa lama menunggumu," jawab Rachel.

"Lebih baik kamu buang semua mie instan mu ini. Aku yakin kamu gak makan dengan baik saat sendirian." Ardo mengabaikan perkataan Rachel. Dia lalu membuka isi kulkas dan mengeluarkan beberapa bahan makanan dan mulai membuatkan sesuatu untuk wanita itu.

"Kamu mau masak apa?" tanya Rachel dari ruang sofa.

"Sesuatu yang lebih sehat. Kamu diam aja di situ," jawab Ardo. Dia lupa dengan waktu yang cepat berjalan. Namun Ardo tidak bisa membiarkan Rachel sendirian dalam keadaan seperti ini.

***

Sementara itu Marisa sudah berada di gedung bioskop. Dia bahkan sudah membeli tiket untuk mereka berdua. Marisa terus tersenyum memandangi tiket film itu, karena hari ini adalah kencan kedua mereka. Dia berharap semua akan berjalan dengan lancar.

Film akan dimulai pukul enam sore, tapi Ardo tidak juga muncul di hadapan Marisa. Padahal filmnya dimulai beberapa menit lagi.

Marisa mulai gelisah, dan berpikir bagaimana jika Ardo tidak datang? Apa yang sedang Ardo lakukan sekarang? Apa dia masih ada kerjaan di luar?

Marisa masih berpikir jika Aedo keluar untuk urusan pekerjaan. Karena itulah yang di katakan Daniel sebelumnya. Dia sudah mencoba menghubungi Ardo berkali kali, namun tidak juga tersambung.

Marisa kemudian menghubungi Daniel dan bertanya ke mana Ardo pergi.

"Apa Ardo belum kembali?" tanya Daniel.

"Iya. Aku gak bisa menghubunginya, mungkin ponselnya mati. Aku takut terjadi apa apa sama dia," jawab Marisa.

"Ya udah kamu jangan khawatir. Aku akan coba cari tahu di mana Ardo." Dia lalu menutup teleponnya dan segera pergi menuju apartemen Rachel.

Saat mobil Daniel memasuki basemen, Daniel tidak sengaja melihat mobil Ardo terparkir di sana. Dia sangat yakin jika itu adalah mobil Ardo.

Daniel lalu memutar arah dan melajukan mobilnya dengan kecepatan tinggi. Setelah beberapa menit dia sampai di sebuah bioskop, Daniel pikir mungkin mereka akan nonton film di sini. Karena hanya bioskop inilah yang dekat dengan kantornya.

Benar saja, saat masuk Daniel melihat bayangan Marisa yang sedang duduk sendiri. Dia lalu menghampiri Marisa yang tertunduk menekuri sepatunya.

Marisa melihat bayangan kaki yang mendekatinya, dia berpikir jika itu adalah Ardo. Senyum mengembang saat dia akan mengangkat wajahnya. Namun senyum itu hilang ketika yang dilihatnya bukanlah Ardo melainkan Daniel.

"Di mana Ardo?" tanya Marisa. Dia melihat sekeliling tapi tidak menemukan sosok yang dicarinya.

"Dia gak akan datang. Apa kamu mau nonton sama aku?" tanya Daniel.

"Kenapa?"

"Sayang kalau tiketnya di buang percuma.'

"Maksudku kenapa kamu bilang Ardo gak akan datang? Apa Ardo belum selesai sama pekerjaannya?"

"Iya, Ardo gak akan menyelesaikan pekerjaannya dalam waktu dekat. Karena itu dia gak bisa datang menemuimu sekarang,"

"Di mana dia? Aku mau membantunya," tanya Marisa. Dia berdiri dan bersiap untuk pergi dari sana.

"Kamu mau ke mana?" tanya Daniel.

"Menemui Ardo," jawab Marisa.

"Kamu gak bisa menemuinya sekarang."

"Kenapa? Kalau begitu aku pulang aja. Aku gak mau nonton sama kamu."

Daniel meraih tangan Marisa untuk melarangnya pergi. Lelaki itu menariknya menuju pintu bioskop dan menyuruhnya untuk duduk.

"Sekali ini aja, temani aku nonton film," ucap Daniel.

Marisa memandang wajah Daniel yang sedang menatap layar besar di depan mereka.

"Ada apa sama dia? Kenapa dia terus memaksaku buat nonton film sama dia?" batin Marisa heran.