"Namanya, Seno Basuki." Citra mematung. Seno Basuki? Bukankah pria itu....?
"Wah nama yang bagus, Kak. Apa Ayah Kakak pernah kerja di sebuah salah satu Perusahaan besar yang ada di Jakarta sepuluh tahun lalu?
"Iya, apa kamu tahu sesuatu?" Citra menggeleng cepat.
"Dia itu...."
Belum selesai Kiarra bicara, Saka sudah lebih dulu memotongnya.
"Sudahlah, jangan bahas dia. Aku sama sekali tidak ingin membicarakan pengkhianat seperti dirinya." Saka langsung pergi meninggalkan Citra sendiri dengan pikiran tak menentu.
"Siapa yang berkhianat? Mungkinkah Pak Seno adalah Bapak yang sudah aku anggap seperti Ayahku sendiri? Nama itu akan selalu menjadi nama yang paling bersejarah dalam hidupku," gumam Citra.
Saka mencengkram rambutnya erat, apa maksud pertanyaan Kiarra tadi? Apa dia sudah mulai ingat atau menyadari sesuatu?
Mungkinkah Citra akan membahas masa kelam yang terjadi antara Ayahnya dengan Ibundanya Citra?