Seminggu sudah, Citra dan Saka tinggal di rumah alm. Nenek Sena. Pagi ini, Citra tidak jualan seperti biasanya. Citra membuat sarapan untuk mereka berdua. Saat Citra mulai menyiapkan hidangan di atas meja makan, bersamaan dengan itu, Saka pun keluar dari kamar Citra dengan menggunakan pakaian kerja.
"Sarapannya sudah siap, Kak," ujar Citra memberitahu.
"Ya." Saka mendaratkan pantatnya pada kursi yang sudah ditarik oleh Citra untuk mempersilahkan Saka duduk.
"Mau pakai lauk apa?" Tanya Citra.
"Apa saja," jawab Saka singkat. Sejak pertengkaran keduanya saat memperdebatkan perkara cerai, keduanya menjadi jarang berkomunikasi satu sama lain. Hanya bila ada kepentingan saja mereka baru akan mengucapkan sepatah dua patah kata.
Sesuai permintaan Saka, Citra yang tahu makanan kesukaan Saka pun segera mengambil satu potong Ayam dengan sayur bayam, tak lupa sambal terasi kegemaran Saka.
"Ini, Kak." Saka menerimanya masih menutup bertahan dengan mulut terkunci.
