Saka beranjak dari tubuh Citra dengan tatapan remeh. "Ingat, jangan pernah sekali pun membantah ucapanku jika kamu tidak ingin mendapatkan perlakukan lebih buruk dari ini," ancam Saka lalu pergi dari kamar tersebut.
Citra semakin kencang menangisi nasib yang telah menimpanya. "Kenapa Tuhan memberikanku kepada lelaki sepertinya? Andai hanya siksaan batin yang aku terima, kenapa Engkau mengumpankan aku pada lelaki yang tidak tepat untukku, ya Allah." Citra terisak lirih.
Tak berselang lama, dia tersadar. Tidak baik berburuk sangka pada Tuhan. Apa yang menjadi jalan hidupnya, mungkin akan ada sesuatu di masa depan yang menjadi sumber kebahagiaan untuknya nanti.
"Ya Allah, maafkan aku karena menyalahkanmu atas kemalanganku ini." Citra menghapus kasar wajahnya. Memunguti pakaian yang dilepas paksa oleh Saka tadi dan memakainya.