Citra keluar dari Apartemen guna mencari penjual buah atau rujak untuk memenuhi ngidamnya. Tak dihiraukan sedikit pun panas terik menyayat kulit putih nan mulusnya.
Citra berjalan kaki hingga beberapa meter menjauh dari Apartemen Saka, namun tak terlihat satu pun pedagang buah maupun rujak yang sekedar mangkal atau keliling. Tak jarang, Citra mengusap kening yang basah oleh keringat. Netranya menyisir sekitar mencari-cari pedagang tersebut.
Citra memilih duduk di trotoar karena tidak ada tempat lain lagi untuk beristirahat, bahkan pohon pun tidak ada di sana. Kaki dia luruskan agar bisa megurangi rasa kram yang mulai menyerang.
"Kenapa tidak ada satu pun orang lewat membawa mangga, ya! Apa aku harus ke mini market besar buat nyari Mangga? Atau ke pasar saja?" Citra melirik benda kecil yang melingkar di pergelangan tangan.