Roy hanya tersenyum tipis mendengar ucapan Gisel, memang tidak ada yang salah juga keduanya memang saling menikmati kesendiriannya untuk bekerja dan terus bekerja. Menyibukkan diri dengan pekerjaan dalam keseharian mereka berdua.
Gisel melihat jam mungil yang melingkar pada pergelangan tangannya.
"Roy, aku harus pergi dulu. Tenang saja kamu juga boleh pergi kemana saja, sudah ada pengawal yang menjagamu. Maaf Roy, selama kamu tinggal disini kamu akan merasakan hidup sepertiku, tapi tenang hanya satu pekerja yaitu sopir dan sopir hanya akan mengantarku tidak sampai mengikuti kamu dari belakang," jelas Gisel menatap laki-laki dihadapannya.
"Tapi beneran Gisel, kamu sama sekali tidak tertarik dengan salah satu temanku itu?"
Gisel langsung menggelengkan kepalanya, "Maaf Roy, aku sama sekali tidak tertarik dengan temanmu."