"Waduh? Udah akrab sama orang tuanya aja. Fiks sih ini, bentar lagi ngumumin tanggal pernikahan. Aw!" Daneo meringis kesakitan saat wajahnya dengan sengaja dilempari bantal oleh Fauzan yang sedang main ps bersama Satria.
"Berisik!" decak Fauzan fokus pada layar televisi. Dia tidak mau kalah lagi dari Satria. Enak saja dia sudah kalah tiga kali.
Daneo mengusap wajahnya yang tampan paripurna. Untung saja tidak berubah setelah dilempari bantal. Jika ia malah jadi jelek, akan ia tuntut Fauzan sebagai tindak kekerasan. Lihat saja!
"Cemburunya nyiksa orang lo," sebut Daneo kesal. Untung saja hanya bantal, coba kalo tadi Fauzan melemparnya dengan sofa?
"Berisik!" decak Fauzan lagi tak mau mendengar Daneo bicara.
Daneo mendengus dan lebih memilih untuk menghubungi kekasihnya saja yang pasti sudah ada di rumah sekarang ini.
"Bener kali si Daneo. Cara lo cemburu itu menyiksa orang lain. Katanga udah dapat lampu hijau, kok malah diem aja?"