NIAR: Sampai Kapan?
"Mau sampai kapan pisah ranjang begini? Haaaaa?" Kata kak Nana yang mulai geram sebab aku tak kunjung pulang.
"Apa sih, Kak!"
"Haish! Kamu tahu kan cara mu pergi dari rumah begini ini kekanak-kanakan, Niar! Haaa! Tahu kan!"
"Apa sih! Agh! Sudah pergi sana!"
"Hemp! Menyesal kamu nanti seperti ini pada Vian! Tidak ingat apa kemarin masa-masa berpisah! Apa salah sekarang sengaja menghindar! Konyol!" Pungkasnya sembari berbalik. Membuka pintu kamar ku dan meninggalkan kamar ini.
Entah sudah berapa hari aku berada di rumah orang tua ku. Entah pula sampai kapan aku seperti ini. Ego ku sungguh keras sekali. Hingga aku memilih untuk tetap marah dan bertindak seolah menghukum mas Vian.
Jujur saja aku kecewa sekali padanya. Terlebih setelah kedatangan dokter Wahyu waktu itu. Makin aku kesal pada mas Vian. Bahkan seolah aku ingin lagi-lagi menyudutkan suami ku itu. Lalu membuatnya semakin merasa bersalah.