Lu An sedikit tercengang. Dia memperhatikan bahwa kakak laki-laki itu memegang tas besar itu dengan satu tangan dengan wajah yang tampak tenang, tetapi tangannya itu sepertinya gemetaran?
"Halo, Kak. Aku adikmu, Lu An."
Gadis kecil itu menyipitkan wajahnya yang polos sambil tersenyum, dan tangan putih kecilnya yang lembut dengan ragu-ragu terulur, seolah-olah dia takut?
Ingin menggenggam tapi tak berani menggenggam.
Lu 'sok tenang' Boran, sudah panik di dalam hatinya. Tangannya yang besar perlahan mengambil inisiatif untuk menggenggam tangan adiknya.
Tangan adikku ah~, begitu kecil, bahkan bisa terbungkus oleh tanganku. Pasti sangat lembut~
Sudut bibir putra tertua sedikit terbuka, tepat ketika dia mengira dia sudah menggenggam tangan kecil adiknya—
Sial!
Tangannya yang satunya tidak bisa menahan gaya gravitasi lagi, dan dia terhuyung~
Untungnya, adik perempuannya menangkapnya dalam satu langkah cepat dan memegang lengannya untuk mencegahnya agar tidak terjatuh!
"Kak, kau tak apa?
Wajah polos dan imut gadis kecil itu bertanya dengan penuh perhatian.
"Ya."
Sangat memalukan, wajah putra tertua sungguh tidak senang. Di sisi lain, pak tua Lu sudah tertawa! Hahahaha, akhirnya ada seseorang yang bisa mengontrol iblis ini. Putriku memang sangat hebat!
"Putriku, biar ayah bantu!"
Melihat putrinya yang sudah memindahkan barang-barang ke dapur, pak tua Lu segera mengikuti langkah putrinya. Dia berbalik dan memberikan tatapan penuh kemenangan kepada b*jingan kecil itu.
Huh, mau bertarung dengan ayahmu ini, kamu masih terlalu bodoh!
B*jingan kecil nomor satu, Lu, merasa sangat suram.
Pada saat yang sama, manajernya Fang Qiao menelepon.
"Gawat, Ran, ada berita buruk tentangmu lagi!"
Hm? Jadi, jika aku punya banyak berita buruk, apakah adikku tidak akan menyukaiku?
Putra tertua mengerutkan kening, memandangi ayah dan adiknya yang asyik di dapur dengan cemberut. Seolah-olah dia tidak ada. Suaranya yang rendah berkata dengan dingin, "Biarkan saja."
Biarkan dia mengkonfirmasinya dulu.
Putra tertua menyipitkan matanya, meletakkan teleponnya dan hendak pergi ke dapur ketika adik perempuannya tiba-tiba menjulurkan kepalanya dan bertanya kepadanya, "Kakak, apakah kamu yang membuat semua hidangan di dapur?"
Lu Boran sedikit terpana, dia tiba-tiba merasa segar, seperti ada angin musim semi yang bertiup langsung ke lubuk hatinya. Suara adiknya benar-benar indah!
Apa katanya? Dia tanya apakah masakan di dapur aku yang membuatnya?
Tentu saja, siapa lagi yang bisa memasak hidangan mahal dan elegan selain dia? Orang tua konyol yang mengikuti di sebelahnya? Jangan bercanda, dia bahkan tidak bisa memakai pisau dapur!
Cepat puji aku, puji aku.
Selama itu suara adiknya, dia tidak akan pernah merasa cukup mendengarkannya. B*jingan kecil nomor satu, Lu, telah jatuh ke dalam fantasi. Setelah menunggu lama dia masih tidak mendengar suara apapun. Dan dia menyadari bahwa dia belum menjawab pertanyaan adiknya.
Tentu saja kamu harus mengatakannya pada adikmu sebelum dia bisa memujimu, menyebalkan!
Jadi, si bos yang selalu seperti iblis dan jarang tersipu itu memalingkan muka, dan menjawab dengan sedikit malu-malu, "Ya."
Melihat bahwa dia masih bersikap malu-malu, gadis kecil itu segera bertanya dengan wajah marah, "Apa yang kamu lakukan? Ini tidak bisa dimakan sama sekali!"
"Bukan apa-apa, itu hanya… tunggu, apa? Tidak bisa dimakan?"
Wajah putra tertua sangat pucat saat dia berjalan ke dapur dengan langkah besar.
Melihat hidangan yang dia buat untuk pertama kalinya dalam hidupnya, yang merupakan hidangan paling membanggakan, merasa tidak adil, "Kenapa tidak bisa dimakan?"
Bukankah ini sangat lezat sesuai dengan selera semua orang, dan bisa mengejutkan dunia?
Emm...