Chereads / Gadis Kaya Raya Calon Istri CEO / Chapter 33 - Xing Jiu’an, Kakak Seperguruanmu, Sangat Baik

Chapter 33 - Xing Jiu’an, Kakak Seperguruanmu, Sangat Baik

Xing Jiu'an melihat kata-kata 'kalian tidak sama'. Dia pun tidak tahan untuk mengerucutkan bibirnya. Sejujurnya, dia merasa sangat senang dengan sikap orang-orang yang menyukainya. Dia cukup lama berada di perguruan. Bukannya dia tidak mempunyai adik seperguruan, tapi mereka yang masuk sebelum Su Yize, berusia lebih tua darinya, sehingga tidak ada kesan senior dan junior. Tiba-tiba, ada seorang pemuda berusia lebih muda yang menjadi adik seperguruannya, kalau dia tahu sebelumnya, dia pasti akan tertarik. Setelah mengobrol sebentar dengan Kakak Tertua, Xing Jiu'an pergi mandi.

"Kakak, kamu benar-benar punya standar ganda!" seru Su Yize sambil mengacungkan jempol.

"Ada apa?" Alis Kakak Tertua tampak naik. 

Su Yize merasa aneh melihat ekspresi itu di wajah sang kakak yang lembut. Wajah Kakak Tertua bukannya jelek, melainkan merusak kesan yang sudah ada. Beruntung, Su Yize sudah lama terbiasa.

"Tidak juga," Kakak Tertua menghela napas. "Kamu tidak punya perasaan!"

Kakak Tertua masih terus bicara. Wajahnya penuh dengan rasa enggan. Dia tidak memedulikannya lagi, lalu berkata, "Setelah kamu sampai di sana, jangan merepotkan Xing Jiu'an. Katakan saja pada Mu Qing kalau kamu butuh sesuatu … "

"Aku mengerti, Guru sudah mengatakannya. Kalau aku ingin makan, minum, dan bermain, harus mencari Kak Jiu'an. Kalau ada masalah, aku akan mencari Kakak Ketiga Belas."

"Sebenarnya, aku sendiri juga bisa membantu."

"Apa Kak Jiu'an suka membuat masalah? Bisakah aku bersama dengan Kak Jiu'an…?"

"Kakakmu akan baik-baik saja tanpamu." Kakak Tertua tidak ingin mendengar kata-kata Su Yize sampai selesai. Dia sangat yakin Xing Jiu'an sangat patuh. Meskipun Xing Jiu'an bukan adik seperguruan yang paling muda sekarang, tapi semuanya memanggilnya 'adik'. Pasalnya, bagaimanapun juga, usia Xing Jiu'an adalah yang paling muda saat masuk ke perguruan dulu.

"Ah, boleh, boleh. Kakak Tertua, adik seperguruanmu ini akan bersama Kak Jiu'an. Jangan merindukanku, ya," ucap Su Yize.

Kakak Tertua meliriknya. Dia seolah berkata, 'apa yang kamu ingin aku pikirkan?'

Su Yize pergi menemui Xing Jiu'an adalah ide sang guru. Xing Jiu'an tak bisa dekat dengan Mu Qing karena beberapa memori di masa lalu. Xing Jiu'an saat ini sangat berhati-hati dan bersikap pemalu. Sikapnya itu tidak seperti Xing Jiu'an pada biasanya. Bagi Xing Jiu'an, Su Yize adalah orang asing dan hubungan mereka tidak terlalu dekat. Karakter Su Yize sangat menyenangkan dan temperamennya ceria. Mungkin akan lebih baik jika Su Yize hidup bersama Xing Jiu'an di masa lalu. Mungkin saja, Su Yize bisa membawa kebahagiaan untuk Xing Jiu'an.

Sebelum naik ke pesawat, Su Yize mengirimkan pesan kepada Xing Jiu'an.

Su Yize: 'Kakak, aku sudah di pesawat!'

Xing Jiu'an: 'Oke'.

Xing Jiu'an sedang duduk di sofa dan menonton televisi saat ini. Setelah membaca pesan Su Yize dan membalasnya, tiba-tiba dia mendengar suara pintu diketuk. Saat dia berjalan dan hendak membuka pintu, rupanya Mu Qing sudah membuka pintu terlebih dahulu.

"Jiu'an, saatnya sarapan," ucap Mu Qing. Dia dan Lu Mingxi masuk sambil membawa sarapan. Sedangkan Ou Qi membawa sekantong besar makanan ringan di belakang mereka berdua.

"Jiu'an, akhirnya aku pulang. Apa Jiu'an sayangku merindukanku?" ucap Ou Qi. Entah mengapa, Ou Qi dan Qin Ge suka memanggil Xing Jiu'an dengan panggilan 'sayang'. Ou Qi mengelus kepala Xing Jiu'an dengan penuh kasih sayang. Tangannya yang lain dipenuhi oleh banyak makanan ringan, jadi meskipun dia ingin, dia tidak bisa memeluk Xing Jiu'an.

"Aku pikir kamu pasti tidak memiliki makanan ringan, jadi aku belikan untukmu," kata Ou Qi.

"Kemarin aku beli cukup banyak makanan ringan," sahut Xing Jiu'an dengan tidak berdaya.

Ou Qi mengambil sekantong besar yang biasa digunakan untuk membungkus makanan ringan dan berjalan ke lemari tempat penyimpanan. Makanan ringan di dalam lemari itu diatur dengan rapi dan jumlahnya tampak cukup banyak. Dia bertanya, "Tidak apa-apa. Bukankah lemari ini sudah penuh? Biar kuatur lemari yang lain."

"Nantinya aku akan makan denganmu," lanjut Ou Qi. Setelah itu, dia mulai mengatur makanan ringan dalam lemari tersebut.