"Maaf tapi aku sudah melupakanmu. Dan bahkan aku sudah bertunangan dengan gadis lain."
Mendengar itu rupanya Dinda sedikit kesal. Tapi dia tidak yakin apakah kekesalan itu ditujukan kepada Kak Justin atau pada dirinya sendiri. "Kenapa kau cepat sekali berpindah ke lain hati? Seharusnya kau menungguku lebih lama lagi."
"Aku tidak bisa melakukannya. Jadi sebaiknya sekarang kau pergi."
Kak Justin mengira itu sudah cukup untuk mengusir Dinda. Ternyata pemuda itu salah karena Dinda justru semakin bersikeras untuk tinggal.
"Tidak, aku tidak akan pergi. Karena aku yakin kamu itu masih mencintaiku dan menyukaiku. Mungkin kamu hanya melakukan pelarian saja kepada gadis yang sekarang akan menjadi calon tunanganmu. Tapi sebenarnya kau masih menyukaiku. Jadi sebaiknya kau berbalik lagi sebelum aku berubah pikiran lagi. Aku bisa menjadi istri yang baik untukmu."