"Sayang, apa kamu tidak ada niatan untuk belajar memasak? Sepertinya aku mau banget merasakan masakan darimu." Angga bertanya penuh harap pada Jessy.
"Kan kamu tau kalau aku tidak bisa memasak, Sayang," kata Jessy.
"Iya, aku tau. Tapi apa kamu bisa belajar untukku? Please?" Sekarang mata Angga membulat seiring dengan ekspresi wajahnya yang memelas. Dia memang pandai membujuk seseorang terutama seorang gadis, karena Angga memiliki ekspresi yang sangat mendukung.
Jessy menarik napas panjang, sembari terus menyetir mobil di malam itu. Sebenarnya dia tidak terlalu suka memasak karena dia tidak pandai soal itu. Selain itu, sebagai seorang CEO, pekerjaannya begitu banyak. Dan jika dia belajar memasak, mungkin itu akan menyita banyak tenaganya. Tapi jika Angga, pacarnya, yang meminta, rasanya Jessy tidak kuasa untuk menolak itu.