Dinda menutup teleponnya, membuat Angga akhirnya memiliki waktu untuk segera tidur malam itu. Dinda tersenyum sebelum benar-benar melepaskan HP-nya, merasa senang.
"Setidaknya aku tau kalau Angga masih menyukaiku. Dan meskipun dia sangat sibuk hari ini, perasaannya belum berubah." Dinda yang cerdas dibutakan oleh cinta.
Sementara Angga kini merebahkan tubuhnya di atas Kasur lantai miliknya. Jarang Dinda menelepon di tengah malam untuk berbicara dengannya. Biasanya Angga yang harus menelepon Dinda agar bisa bisa berbincang-bincang.
"Aku senang sih Dinda seperti memberikan progress yang baik tentang hubungan kami," kata Angga. "Dan entah kenapa aku yakin kalau tadi dia itu hanya mengetesku saja. Yeah, setidaknya aku tau kalau Dinda tidak mengabaikan perasaanku."
Tapi meski begitu Angga tidak bisa diam dan tenang begitu saja. Angga sama sekali tidak tidur nyenyak.
