"A-ada yang bisa saya bantu?" tanya Dinda dengan sangat gugup. Dia mungkin harus melapor polisi jika ingin, atau siap-siap berteriak saja sampai muncul bantuan.
Pelanggan itu hanya meringis dengan cara yang mengerikan. "Kamu gadis yang waktu itu kan?" tanyanya dengan menunjuk pada Dinda, memperlihatkan ujung telunjuk yang kotor karena debu cerutu. Wajahnya juga seperti dipenuhi oleh debu rokok.
"Maaf, sepertinya Bapak salah orang."
"Tidak kok. Kamu yang tinggal di kost putri dekat pohon besar itu."
DEG! 'Bagaimana dia bisa tau?' bisik Dinda di dalam hati, mulai cemas dengan apa yang kira-kira akan terjadi. 'Jangan-jangan dia selama ini mengintai di sekitar kost-ku ya? Atau dia mengintaiku? Menguntitku?'
Mendadak Dinda merinding. Seberani apa pun gadis itu, akan tetapi jika sudah menghadapi seorang penguntit, maka dia akan tetap merasa sangat takut dan paranoid. Karena dia adalah seorang gadis.