"Dan apa?" tanya Kak Justin lagi, yang belum mendapatkan jawaban apa pun dari Jessy.
Sebenarnya saat itu dia masih terlalu lemas karena efek mabuk tadi malam. Akan tetapi dia harus bekerja pagi itu.
Lagi pula dia memiliki proyek baru dan dia harus memastikan semuanya sempurna di lokasi atau di lapangan, terutama di bagian pencarian dana dari berbagai sumber. Sesekali perusahaannya menemukan beberapa kendala karena tidak cocok dengan jumlah profit yang diminta oleh para investor.
Kak Justin membayangkan dirinya sudah duduk di meja dan melihat kalender di sebelah jam. Lalu semua pekerjaan di atas mejanya semakin menumpuk sampai memuatnya lelah. Tapi saat membuka mata dia baru saja sadar kalau itu hanya mimpi. Yeah, dia mimpi sambil duduk.
Tapi kemudian dia nyaris tertidur lagi. Dan terbangun lagi. Otaknya bekerja dengan keras, menyemangati dirinya sendiri. "Ayo, Justin! AYO BANGKIT DAN KERJA!"