"Itu karena…" Kata-kata Jessy akhirnya menguap begitu saja karena Angga mengangkat sebelah tangannya, melarang gadis itu bicara. Bibir Jessy yang tadinya bergerak dan mau mengatakan sesuatu pun akhirnya tidak jadi. Dengan segera dia menutup mulutnya dan tidak melanjutkan kata-katanya.
"Aku bahkan belum meneruskan kata-kataku." Angga menarik napas panjang, menggelengkan kepala berulang kali. Padahal dia yakin Jessy adalah gadis yang cerdas, akan tetapi justru Jessy bisa serampangan seperti ini.
Angga tetap menganggap ini hal wajar karena semua manusia pasti memiliki kekurangan.
Jessy yang mendengar kata-kata Angga kini hanya meringis. Dia merasa malu pada dirinya sendiri sekaligus pada Angga. Kenapa dia bisa dengan mudah menyela orang lain? Padahal biasanya dia tidak begitu.