"Bisakah mulai sekarang panggil saja Jessy? Aku sudah bilang kan padamu dulu?"
Kata-kata Jessy baru saja mengagetkan Angga. Iya juga. Gadis itu kan sudah meminta Angga untuk memanggilnya Jessy saja. Akan tetapi kenapa malah Angga lupa?
Dan karena hal itu Angga pun jadi tersipu malu. Dia meringis sembari menggaruk bagian belakang kepalanya, padahal dia tidak sedang gatal.
Jessy seperti menarik napas panjang. Dia tidak menyangka kalau Angga pelupa. Dan bahkan meskipun pemuda itu tidak terlihat seperti seorang mahasiswa yang pintar, tapi tetap saja hal sekecil itu seharusnya bisa diingat oleh Angga.
Apalagi toh sejak awal Angga yang meminta nomornya Jessy, yang mendekati Jessy dengan cukup getol.
"Maaf, Jessy, aku memang agak pelupa akhir-akhir ini."
"Memangnya kenapa?" tanya Jessy serius. "Kamu biasanya begini atau saat tertentu saja?"
"Um, sepertinya di saat tertentu."