"Astaga, aku lupa memberitahumu ya?" tanya Jessy meringis. "Maksudnya pacaran pura-pura."
"Haaa?!" Mendengar hal itu tentu saja Angga sangat kaget, bahkan lebih kaget daripada saat mendengar Jessy menembaknya tadi.
Ralat! Yang tadi artinya tidak menembak kan? Karena ternyata Jessy mau mereka pacaran pura-pura.
Aduh, sebenarnya ini kenapa? Kok gadis itu tiba-tiba malah bicara begini?
Sekarang saja Angga jadi kikuk, karena dia merasa sudah merendahkan dirinya sendiri di depan Jessy dengan memperlihatkan wajah sombong dan percaya diri hanya karena mengira kalau Jessy benar-benar menembaknya. Tapi dirinya salah besar! Ya, Angga salah besar!
Kini pemuda itu memejamkan matanya erat, sembari menggeretakkan gigi, rasanya ingin mengumpat pada keadaan. Tapi masih ada Jessy di situ. Jadi dia tidak mungkin melakukannya.
"Ma-maksudnya apa, Jess?" Angga masih belum memahami semua ini. Bahkan dia mengira kalau dirinya sedang bermimpi. Atau dirinya tadi sedang melamun.