Bab 254. Bermaaf-maafan
Siapa sangka ternyata orang yang dibencinya merupakan anak dari teman lamanya sekaligus juga langganan tempat berbelanja bunga favoritnya.
Laki-laki itu amat merasa malu dan juga tidak bisa menyembunyikan kesalahpahaman yang sudah ditujukan secara langsung.
Rania mendapatkan panggilan masuk dari seseorang yang kini menjadi tukang obrak-abrik hatinya.
Dia terlalu gugup untuk menjawab panggilan masuk tersebut hingga berakhir.
"Kenapa tidak diangkat?" Tanya sang ayah pada Putri pertamanya.
"Jaringan mungkin, Ayah. Lihatlah sekarang kita berada di tengah kota dan juga macet. Pasti ada kendala!"
"Oh begitu!"
Mereka sampai di rumah dan menuju kamar masing-masing. Setelah pulang dari rumah Alina mereka pun memutuskan untuk beristirahat.
Rasa bahagia dan juga senang sangat menyelimuti Brayan saat itu.
Bocah laki-laki itu kemudian melakukan video call pada gadis yang beberapa menit lalu ditemuinya.
"Tumben video call!" tanya Alina.
"Kangen."