Bab 222..
"Ternyata kamu orangnya nggak bisa ditebak ya. Tapi itu tidak akan mengubah pendapat u tentang bodohnya kamu."
Alina menghela napas panjang. Matanya melirik ke arah luar. Ada banyak siswa serta siswi yang sedang berlarian. Sama seperti hatinya saat ini sedang berlari.
"Semakin aku berusaha untuk tegar, maka rasa ketakutan itu masih saja menghantui aku. Tapi aku tidak bisa lari dari kenyataan ini. Aku nggak boleh lemah, aku harus bisa melawan rasa takut itu."
Entah hal apa yang akan terjadi kedepannya kita sendiri tidak tahu. Yang kita tahu saat ini adalah bagaimana caranya agar bisa bertahan serta tegap berdiri di atas tanah yang curang.
"Kenapa? Lo dari tadi pasti cari-cari Bryan ya."
"Pertanyaan bodoh! "
"Menjelkelkan banget sih. Bisa-bisanya dia ngejawab dan juga ngelawan apa yang aku bilang. Aku paling benci kalau ada orang yang selalu menjawab dan bisa membalas apa yang aku ucapkan, " Ketusnya dalam hati.
