Bab 201. Anniversary
Brayan terjatuh mencium lantai jalanan. Bibir kanannya ada bercak darah dan juga terluka akibat pukulan keras dari si kingkong.
Dia mencoba untuk berdiri meski tergopoh-gopoh. Energinya terkuras habis ketika berkelahi melawan bawahan suruhan dari si kingkong.
"Sial! Coba aja tadi gua nggak ngelawan anak buahnya dia, gua pasti bakal bisa ngalahin dia cepat. Tapi tenaga gua juga terkuras habis," rutuknya.
"Di mana ya mereka?" Bunga bingung melihat dua persimpangan jalan.
Namun dia mengikuti instingnya untuk mengikuti jalanan sebelah kiri. Daerahnya makin kaget ketika melihat ada satu orang yang terkapar di tanah.
"Bryan!" pekik gadis itu dan kemudian meletakkan motornya asal.
Dia melihat adiknya itu penuh dengan darah dan juga terkulai lemas. Namun matanya mana tertajam pada sosok yang berdiri dengan enteng sambil tersenyum simpul kepada mereka berdua.