Bab 183.
"Lis, ada teman gue yang suka ke lo. Dia mau minta nomor whatsApp lo nih!" kata Sandra sambil mengangkat ponselnya. Namun yang dipanggil sedang melamun dan memikirkan cara agar bisa tahu bagaimana wajah Alina yang sesungguhnya.
"Gue penasaran sama wajah dia. Kenapa selalu aja gagal bagi gue buat liat itu cewek. Apa dia begitu cantik sampai-sampai banyak orang yang suka dengan dia serta melindungi dia. Atau jangan-jangan Brayan memang sengaja meminta orang-orang agar halangin gue untuk ketemu secara langsung sama dia," pikirnya.
"Pasti mikirin gebetan lo lagi kan!" jerit Sandra di telinganya. Alisa mendesah sakit dan telinganya terasa panas serta berdenyut-denyut.
"Bisa gak sih ngomongnya biasa aja, jangan pakek urat," ketusnya.
"Hello. Gue udah dari tadi ngomong baik-baik, tapi tak ada lo dengerin gue. Jadi kalau gue teriak, itu bukan salah gue," balasnya acuh sambil tidur-tiduran di kasur Alisa.
