Bab 170. Salting and Melting
Beberapa menit setelah mereka bercanda, Toni pulang kerja dengan wajahnya yang penuh keringat serta juga capek.
Langsung saja laki-laki itu duduk di bangku kios, kebetulan toko sepi jadi dia tidak akan merasa malu. Toh tidak ada yang berbelanja. Karena itu dia duduk sembari menutup matanya.
Gladis menelan ludah melihat badan Toni yang bagus dan idaman para wanita. "Ya ampun, kok gue jadi deg-degan gini? Apa jangan-jangan gue salah tingkah karena ada dia di depan gue?" tanyanya dalam hati.
Alina lalu berdehem. Dia tahu bahwa Gladis sedang mengagumi salah satu mahkluk ciptaan Tuhan yang ada di depan mata mereka.
Mungkin baginya itu adalah pemandangan biasa, namun untuk Alina. Itu sudah biasa dan bahkan di matanya, Toni tidak menarik sedikit pun.
Yang ada Alina kesal karena Toni selalu saja menjahilinya serta mengganggu waktunya yang berharga.
"Jangan dilihatin lama-lama, nanti pingsan loh!" bisik Alina.