Bab 149.
Kedekatan antara Tika dan Toni sudah seperti sepasang kekasih.
Mereka kerap kali menghabiskan sisa jam kantor untuk berduaan atau membahas masalah pekerjaan.
Namun hal itu masih belum berlaku sepenuhnya untuk Toni. Pria itu tampaknya kurang menyukai kepribadian Tika yang arogan dan juga egois.
Seringkali dia melihat gadis itu bertingkah manja dan sesuka hatinya memecat seseorang yang melakukan kesalahan kecil.
"Ya terserah gua mau mecat dia. Ini perusahaan bokap gua. Gue punya hak untuk mikirin orang yang nggak berguna."
"Ya aku tahu loh pewaris tunggal dari perusahaan Angkakala. Tapi orang berpikir nggak sih tentang mereka yang bekerja di sini mencari uang."
"Buat apa gue mikirin mereka. Mereka itu jelas orang nggak penting dan dari untungnya juga bagi gua," kata Tika.