Flash Back
Dua bulan yang lalu. Pada bulan itu Alina kembali mendapatkan perundingan dari Tika dan juga teman-temannya.
Saat jam istirahat mereka menarik paksa gadis itu menuju ruangan kosong dan kemudian mereka melakukan penindasan terhadapnya.
Tidak ada yang mendengarkan teriakan atau jeritan Alina, bahkan jika ada mereka tidak akan mau peduli ataupun menghiraukan Alina.
Saat itu dia mulai berpikiran jika perubahan yang dialaminya saat ini hanyalah sebuah kepura-puraan saja.
Meskipun dia sudah cantik dan kurus, tapi tidak menutup kemungkinan bahwa dia kembali menjadi target bullying.
Hatinya menangis tanpa suara dan air matanya tak tak lagi membasahi lantai namun mengingat di dalam aliran darah sehingga membuat dirinya berada dalam tekanan yang besar.
"Jangan lu pikir dengan perubahanmu saat ini ngejamin bahwa lo bakalan bebas dari kami."
"Kalian mau ngapain aku? Tolong tolong tolong!!" Suara jeritan dan juga uraian air mata mengisi ruangan yang kosong itu.
