Bab 131. Rintangan Pertama
Kalbu di senja hari tidak pernah mengalah akan kegelapan malam yang seakan-akan meminta mereka untuk segera pergi serta menghilang.
Senja juga tidak mau kalah dan dia terus berpacu dengan kegelapan agar memperlihatkan keindahan dia yang tiada tara.
Seperti halnya Alina. Gadis itu tengah mencari cara agar Ayah dari Brayan mau menerima dan juga memperlakukan dia seperti gadis biasa lainnya.
Lalu Alina pun dijemput oleh Brayan. Mengenai bangku perkuliahan masih lama. Mereka belum menerima ijazah maupun tanda-tanda kelulusan dari pihak sekolah.
"Al, yuk berangkat!" ujar Bryan. Alina mengangguk. Gadis itu menerima helm berwarna mint dari Bryan, lalu duduk di belakang seperti anak kucing yang anteng dan tidak rewel.
Hembusan angin sore hari di kota Jakarta tidak lagi bersih alias sudah banyak tercemar. Karena itu, Bryan membawanya untuk mencari udara segar yaitu dengan cara pergi ke tempat hijau serta bersih dan juga masih terjaga.
