Baik Satria maupun Toni, mereka sama-sama kaget dengan kemunculan Alina seperti seorang putri.
Mulut mereka berdua terbuka lebar. Mereka seperti seorang bayi yang baru saja membuka mata dan tidak pernah melihat seseorang saja.
Laras tertawa menyaksikan betapa kecantikan dari Alina menghipnotis serta juga sangat menawan.
"Alina cantik ya bikin pangling kan," tanyanya.
"Cantik banget Tante. Rasanya Satria mau miliki Alina seutuhnya," kata Satria puitis.
"Ini beneran Alina? Si gendut yang cantik sekarang?" tanya Toni yang masih tidak percaya dengan kenyataan ini.
Toni menarik pipi Alina. Gadis itu jengkel dan merengek sebab make up-nya akan luntur bila dipaksa begitu.
"Jangan pegang, nanti make up-nya luntur. Mama udah capek dandani aku," katanya.
"Abisnya kamu cantik banget deh. Abang saja tidak mengenali kamu."
"Lebay deh, Bang! Mana mungkin Abang tidak mengenal aku. Kan kita satu atap terus juga aku turun sama Mama," katanya.
"Iya juga ya, haha," kekehnya.
