Seperti mentari yang tersenyum lebar melihat manusia tengah mengerjakan aktivitas mereka di luar rumah.
Mereka bisa merasakan betapa sang Mentari sangat hangat dan juga menyayangi mereka.
Seperti kasih Ibu yang tidak akan pernah luntur. Kehangatannya selalu ada di dalam hati kita serta tidak pernah bisa untuk kita lupakan.
Meskipun raga sudah tidak ada lagi, bukan berarti kehangatan itu juga ikut menghilang.
Seorang anak manusia yang berjalan memasuki kafe ramai dipenuhi oleh beberapa orang. Tangannya yang gemoy membuka pintu kafe.
Lalu matanya yang tajam seperti mata elang tengah mencari keberadaan seseorang.
Lalu dia mengangkat satu sudut bibirnya ke atas dan melambaikan tangan. Rania berdiri dan membalas lambaian tangan dari Alina.
Gadis itu duduk dan mempersilahkan Alina untuk duduk di kursi yang sudah dipersiapkan.
"Maaf, Kak, aku telat. Tadi ada kecelakaan di jalan sampai macetnya panjang," ungkap Alina.
