"Kok aku ngerasa kalau Satria peduli dengan Tia? Apa benar yang dikatakan oleh Tia jika Satria masih menyukainya?"
Kenapa, kenapa Alina menjadi bimbang. Dia tidak menentu dengan pikirannya saat ini.
Dia mengintip dari balik tirai. Satria dengan setia menunggu Tia untuk sadarkan diri.
Alina pun tidak mau masuk ke dalam. Dia takut akan menggangu mereka berdua.
Tangan Satria merapikan rambut Tia. Dia begitu peduli dan melupakan Alina yang berdiri mematung seperti orang bodoh di luar.
"Ngapain lo di sini gendut!" ucap Sinta tidak suka jika Alina melihat Tia.
"Cabut deh lo dari sini. Gue alergi," tambah Audia.
"Minggir!" kata Tika yang mendominasi.
Alina terpaksa pergi dari sana. Dia benar-benar tidak dianggap dan dilupakan.
