Satria mendapatkan pesan dari ketua kelas jika Alina meminta alamat rumahnya.
"Apa? Jadi lo kasih alamat gue sama Alina?"
"Ya mau gimana lagi. Habisnya dia mohon-mohon gitu sama gua gue sebagai pemimpin di kelas nggak bisa menelantarkan anggota gua."
"CK! Ribet amat lo jadi ketua kelas."
Lalu panggilan itu pun dimatikan. Alina masih menunggu kedatangan angkot yang akan menuju ke rumah Satria.
Setelah 20 menit penantian, akhirnya angkot 55 lewat dan Alina menaiki angkot itu.
Dia terus saja menghubungi Satria, namun kali handphone dia mati. Alina sampai putus asa dan ingin menyerah saja.
Namun dia harus memastikan terlebih dahulu keadaan Satria. Jangan sampai pria itu memiliki riwayat penyakit berbahaya.
Satria merasa jika Alina tidak akan aman dalam perjalanan pun mengikutinya. Dia ikut masuk ke dalam angkot yang sama. Hanya saja dia duduk di bangku depan.