"Bukan berkhianat. Tapi aku hanya menyadarkan kamu saja, Reva. Enggak selamanya kamu harus mengikuti apa perkataan dari Tika. Kamu punya hak untuk maju dan menentukan pilihan kamu sendiri."
Reva bingung. Dia mengusir Alina dengan mendorong bahunya. Lalu Alina terjerembab ke pagar rumah Reva yang terbuat dari berwarna abu-abu.
Dia akan mengunci pintunya. "Aku tahu kamu selama ini tertekan dengan Tika. Karena apa, karena Ayah kamu bekerja di bawah perusahaan Tika kan. Karena itu kamu nurut dan patuh kan," ujarnya.
Tangan Reva kemas, suaranya bahkan bergetar. "Gak, siapa bilang gue tertekan. Yang ada itu lo yang buat gue takut dan juga tertekan," ujarnya.
"Aku? Maaf jika apa yang aku katakan sama kamu ternyata malah buruk. Tapi aku hanya menyampaikan isi hatiku saja. Aku merasa lelah dan sangat capek kalian jadikan bahan bulyyan," katanya.
