Semenjak kejadian kemaren, Brayan tidak ikut makan pagi atau makan malam. Dia memutuskan untuk pergi ke luar dan mencari makan di tempat lain.
Dia yang merasa gabut menghubungi Fadel. Semenjak laki-laki gemuk itu pindah enam bulan yang lalu. Dia jadi tidak memiliki teman untuk bercerita dan juga diajak bercanda.
"Fiuh!" Suara napas dari Brayan. Dia nampak ingin bercerita kepada Fadel. Namun sayang panggilan dia tidak diangkat.
Brayan pun berjalan-jalan. Kerongkongannya terasa kering. Dia melihat ada supermarket dan pergi ke sana untuk membeli minuman dingin.
Dia membuka freezer dan kemudian mengambil sprite serta membeli cemilan keripik.
Dia tidak sengaja bertemu dengan Alina. Gadis itu tengah membawa barang belanjaan yang banyak. Bahkan sepuluh jarinya terasa ingin putus.
Napasnya terengah-engah. Dia berjalan mendekati kasir. Brayan yang melihatnya membantu Alina membawakan barang belanjaan dia.
