Tapi apakah semuanya benar? Apakah Alina benar-benar bisa untuk melawan Tia dan juga menentang Tika berserta teman-temannya.
Nyalinya seketika ciut saat berhadapan secara langsung dengan mereka. Dia bahkan menunduk dan segera menyingkir dari pandangan para gadis jahat itu.
"Haha, takut ya," sindir Sinta.
Alina hanya diam. Dia tak menggubris apanyang diucapkan oleh Sinta. Bagi dia sekarang apa yang dikatakan oleh Sinta adalah hal bodoh. Hal yang akan membuat dirinya menjadi pusing saat memikirkannya.
Untuk itu, tidak memikirkan jauh lebih baik dan pilihan terbaik.
Dia duduk di kelas dan mengeluarkan botol susu kemasan. Dia meminumnya dengan perasaan dongkol.
Tak berapa lama kemudian, Satria datang. Laki-laki itu duduk dan meletakkan kotak bekal di mejanya.
Alina melihat Satria dengan penuh tanda tanya. Satria tertawa dan memainkan alisnya terangkat tebal seperti orang Arab.
Alina terkesima dengan senyuman khas orang Arab. "Ini buat aku?"
