Aku sangat kecewa pada istriku. Bisa-bisanya dia memintaku untuk menikah lagi. Walau aku tahu semua itu atas perintah mami. Apa dia rela berbagi suami dengan orang lain? Atau dia sebenarnya tidak benar-benar mencintaiku. Tidak tahukah dia, sebelum mengenalnya, aku bahkan tidak terpikirkan untuk menikah.
Karena kesal, aku bilang saja kalau aku mau untuk menikah lagi. Aku pikir dia akan sedih. Ternyata dia biasa saja. Bahkan hubungan kami makin merenggangpun, dia tetap biasa saja. Sudah tidak merindukan lagi kemesraan antara kami berdua. Entah, kenapa dia bisa berubah seperti itu. Semua sifat manja dan perhatiannya seperti hilang di telan bumi.
Malam itu aku berencana untuk menginap saja di kantor, tapi entahlah, rasa kangenku padanya sudah membuncah. Walau aku hanya melihatnya saja tanpa mau menyentuhnya karena rasa kesalku, itu sudah cukup buatku.
