Dini hari Nindia terbangun dari tidurnya. Dia melihat sejenak putranya yang sedang terlelap setelah beberapa jam lalu terus-terusan menangis. Nindia ingin menyentuh dan mencium dahinya tapi mengingat susahnya putranya itu terlelap membuat Nindia mengurungkan niatnya.
Nindia melangkahkan kakinya ke kamar mandi. Dia hendak berwudhu lalu sholat malam. Dia ingin mengadukan semua kegelisahan hatinya pada sang pencipta, Allah yang Maha Kuasa. Airmatanya mengalir tanpa bisa dia cegah.
Jarum jam menunjukkan pukul 4 pagi. Nindia terbangun setelah tertidur di atas sajadahnya. Dia simpan lagi alat sholatnya dan langsung melihat putranya Farel.
"Ya Allah, badan Farel panas," ucap Nindia panik saat menyentuh dahi putranya.
Mendengar kepanikan Nindia, nek Wati pun terbangun.
"Ada apa, Diah?" tanya nek Wati yang langsung bangkit berdiri mendekati Nindia yang ada di sebelah box bayi.
"Farel, nek. Badannya panas banget," ucap Nindia dengan suara bergetar. Matanya mulai berkaca-kaca.