Sampai di rumahnya, Cinta langsung naik ke lantai atas menuju kamarnya. Dia melempar tasnya ke lantai lalu menghempaskan tubuhnya di atas tempat tidurnya. Gadis itu lalu menangis tersedu-sedu. Hatinya begitu hancur dan kecewa. Dia tidak menyangka statusnya akan menjadi bahan tertawaan teman-temannya di kampus.
Tok tok tok.
Tiba-tiba ada yang menutup pintu kamarnya.
"Sayang, tolong bukain pintu," ucap bundanya dari luar.
Cinta menarik nafasnya pelan lalu mengusap air matanya sampai benar-benar kering. Cinta lalu menatap pantulan dirinya di cermin kaca lalu mengusapkan sedikit bedak di wajahnya supaya bundanya tidak tahu kalau dia baru saja menangis.
Setelah itu Cinta baru membukakan pintu untuk bundanya.
Ceklek.
"Bun," ucap Cinta lirih.
"Sayang, kamu kenapa pulangnya sore? Biasanya siang sudah pulang?" tanya bundanya heran.
"Hhmm, tidak apa-apa, bun," jawab Cinta.
"Wajah kamu kenapa ini? Kamu habis nangis nak?" tanya Nindia bingung.
