Setelah selesai makan malam dan sholat isya berjamaah, Cinta langsung naik ke atas menuju kamarnya. Cinta membuka buku lalu membaca-bacanya sekilas.
Tiba-tiba handphonenya bergetar. Cinta lalu mengusap layarnya.
[Besok om jadi ke kampus kamu]
Cinta menyunggingkan senyum dan langsung membalas pesan dari om Adri.
[Iya, om. Cinta tunggu.] Send.
Tak lama kemudian ada lagi pesan masuk. Cinta tersenyum. Dia pikir om Adri yang mengirim pesan tapi ternyata dia salah.
[Dek, maafin sikap kakak tadi, ya. Sungguh kakak tidak bermaksud seperti itu]
Cinta menarik nafasnya berat. Kak Angga. Kenapa dia bisa sekasar itu, ya.
Cinta kesulitan untuk tidur. Bayangan Angga tadi di rumah sakit masih sangat membekas di matanya.
Padahal Cinta sudah mulai suka sama kak Angga. Tapi ternyata sikapnya juga menakutkan. Sebelumnya marah karena melihat Cinta sama om Adri sampai tidak mau membalas pesan mau pun menjawab telepon. Tadi lebih parah lagi. Membanting barang.
