Tap..tap..tap
Deru langkah kaki mereka saat melewati koridor perpustakaan yang berada di SMA Cendikia Intern.
Hening.
Kejora hanya menatap Hanin seperti ingin kejelasan.
"He'em.." gadis itu berdehem.
"Gue udah pernah peringati elo sebelumnya kalau lo lupa." Tutur gadis itu sambil melirik ke arah Kejora.
Kejora menatap Hanindita seraya menaikkan sebelah alisnya.
"Maksud lo?" Tutur gadis itu tidak mengerti.
"Gue pernah bilang perihal Bintang bukan." Tekan gadis itu.
Deg.
Tiba-tiba jantung Kejora berpacu. 'Kenapa tiba-tiba perasaan gue aneh ya dengar nama Aldebaran, eh Bintang ding. Tiba-tiba perasaan gue gak enak.' Batin Kejora.
"Lalu.." ucap Kejora minta penjelasan lebih.
"Lo lihat kan kegaduhan dikantin beberapa menit yang lalu. Dan pasti Lo juga dengar siswa-siswi bergosip ria disebelah meja kita waktu makan tadi, nah...." Jeda gadis itu seraya langkahnya terhenti. Dan menatap Kejora seketika.
Langkah gadis itu pun terhenti. Seraya menatap mata Hanindita dalam.
"Itu semua karena berurusan dengan Aldebaran Bintang Bagaskara. Lo mungkin pernah dengar nama Intan Mysha Diva kapten Cheerleader Basket sekolah kita. Nah dia adalah sosok perempuan yang tidak tahu malu di sekolah ini. Mempermalukan dirinya sendiri. And than you can see, apa yang terjadi sama dia saat ini. Jadi trending topik seantero CI. Jadi bulan-bulanannya idola Bintang garis keras. Ya meskipun dirinya adalah orang yang paling pede tingkat dewa dan bermuka tembok di CI. Poin utamanya adalah yang penting gue udah pernah peringati elo supaya gak bikin masalah mulai saat ini dan kedepannya dengan lelaki itu. Kalau lo mau menamatkan SMA Lo dengan nyaman disekolah ini. Cukup hindari dia." Tegas Hanindita.
Kejora hanya terdiam.
"Karena gue denger beberapa hari yang lalu, saat lo gak sengaja nabrak baj*ng*an sok berkuasa itu didepan toilet perempuan.." Seketika hanindita menggantung ucapannya.
Dan menatap mata Kejora.
"Lo tau apa yang terjadi.. Lo hampir jadi trending topik seantero CI (Cendikia Intern) asal Lo tau.
Hening
"Beruntung nasib masih berpihak sama lo!!" Tuturnya kemudian.
'Flashback on'
Beberapa menit berlalu, namun Kejora belum juga menampakkan batang hidungnya.
Seketika Hanindita berniat menyusul temennya itu ke toilet.
"Lama banget tuh anak." Gumam gadis itu seraya memasuki area toilet.
Kakinya terhenti..
"Ini anak baru itu kan ya.." ucap siswi satunya.
"Mana..mana.. eh iya. Buset dah, berani-beraninya dia coba, mau cium Bintang. "Seru satunya lagi seraya melihat disalah satu ponsel milik temannya.
"Cihh murahan banget gila.. hahahaha.." tutur mereka terbahak-bahak.
"Udah gak perawan lagi mungkin. Makanya gak punya malu.." cibir cewek kuncir kuda yang sedang memegang benda pipih itu.
'gak bisa dibiarin ini!!' batin Hanindita.
Brak...
Pintu toilet itu terbuka. Hingga terbentur keras.
Seketika..
Happ.. handphone salah satu dari mereka itu berada ditangan Handindita.
"Kya... Apa-apaan sih lo. Balikin hp gue sialan!!" Umpat gadis itu.
"Diem lo!! Atau gue lapor kelakuan kalian yang sering nyebarin berita hoax ini kepada kepsek gimana??" Seringai Hanindita penuh telak.
Wajah mereka merah padam.
Seketika tangan itu bergerak lincah mengotak-atik benda pipih yang ia rebut barusan itu dengan cepat dan sigap.
"Nah hp lo.." seraya memberikan handphone tersebut kepada gadis kuncir kuda itu. Ketika gadis itu hendak meraihnya.
"Happ..." Hanindita menjauhi benda tersebut.
"Buruan balikin hp gue, Nin!!" Teriak gadis itu.
"Sekali lagi lo bikin ulah.. gak segan-segan gue laporin lo sama kepsek. Ngerti Nat!!" Bentak Hanindita seraya menabrak pundak gadis itu yang hampir terhuyung ke belakang. Beruntung masih ditahan oleh kedua temannya.
'Flashback off'
Kejora terdiam. Hening. Dia tidak habis pikir jika salah sedikit saja dia bisa habis-habisan jadi gosip terupdate seantero CI. Astaga gue gak nyangka banget ternyata mulut mereka jahat-jahat.
Seketika Kejora menatap Hanindita dan berhamburan memeluk gadis itu.
"Makasih banyak ya Nin." Kejora berhambur memeluk Hanindita.
"It's okay Ra.. Yang penting elo baik-baik aja sampai sekarang." Tutur nya, seraya menepuk-nepuk bahu Kejora.
"Yang penting elo selalu ingat pesan gue. Hindari lelaki itu mulai sekarang." Tegasnya.
Kejora hanya mengangguk-angguk. Memahami ucapan sahabatnya itu.
Ya meskipun Handindita itu sangat dingin dan terlihat cuek. Namun sebenarnya gadis itu sangat peduli terhadap sahabat nya itu.
Deigo tiba-tiba ada kelas tambahan. Jadi Kejora pulang lebih dulu pakai transfortasi umum. Saat di perjalanan menuju halte busway, halte tersebut tepat berada didepan SMA CI. Tiba-tiba sebuah mobil Porsche berhenti tepat didepan gadis cantik itu. Ia sontak kaget saat melihat tiba-tiba sebuah mobil hampir saja menyerempetnya jika ia tidak menghindar, untung ia sempat mundur ke bibir jalan. Jika tidak, bisa saja merenggut nyawanya saat ini.
Saat kaca mobil itu turun dengan sempurna. Tampaklah sosok lelaki tampan dibalik kaca mobil tersebut.
Deg.
'Kenapa dia disini.' Batin Kejora.
"Ayo naik!!" Tawar lelaki itu.
Seketika Kejora berniat untuk melarikan diri. Tiba-tiba lelaki itu turun dari mobilnya dan mengucapkan sebuah kalimat yang membuat langkah Kejora terhenti.
"Silahkan menolak. Gue bakal cium lo ditengah jalan." Tekan lelaki itu.
Sontak Kejora terkejut. Dan menatap wajah lelaki itu, lalu membuang muka kembali.
"Mau apa?? Bukannya elo gak kenal gue ya!!" Tutur Kejora.
"Masuk!!" Perintah Bintang.
"Kalau gue gak mau!! Elo tetap maksa." Tantang gadis itu.
"Gue buktikan." Ucap lelaki itu dengan seringai nakalnya.
Seraya ia mendekati Kejora dan tiba-tiba..
"A..Al.. eh bin.." protes gadis itu seraya matanya membulat sempurna.
"Kenapa? Masih gak percaya. Gue gak main-main Ra!!" Tekannya seraya menekan dagu gadis itu.
Seraya mendekat kan bibirnya ke bib*r gadis itu. Dan Seketika ia membisiki sesuatu di telinga gadis itu seraya wajah gadis itu memerah.
"Jangan bantah gue. Dan gak usah berfikiran aneh-aneh." Smirk lelaki.
Langsung menarik lengan gadis itu sedikit kasar.
Keheningan dimobil tersebut dari beberapa menit yang lalu. Hingga mobil tersebut berhenti diparkiran apartemen. Lalu mereka pun turun dari mobil. Dan saat memasuki lift pun tidak ada satupun diantara mereka membuka suara. Hingga pintu lift terbuka. Dan memasuki salah satu unit apartemen mewah milik Bintang. Kejora ragu-ragu ingin memasuki apartemen tersebut. Lagi-lagi ia teringat perihal peringatan sahabatnya beberapa jam yang lalu.
'Ingat jangan berurusan dengan Aldebaran Bintang Bagaskara!!' tekan sahabatnya itu memperingati nya.
Tiba-tiba suara bariton lelaki itu membuat lamunannya buyar.
"Jangan diam aja. Masuk." Perintah lelaki didepannya itu.
Dengan ragu Kejora masuk dalam apartemen lelaki itu. Sekali dalam seumur hidup, dia berani masuk kedalam apartemen seorang lelaki hanya berduaan saja seperti sekarang ini. Kecuali dengan saudaranya.
Diruang tamu yang didominasi dengan warna abu-abu gelap dan putih. Menambah kesan bahwa penghuninya ialah remaja lelaki bergaya maskulin dan simpel. Lelaki itu pun seketika langsung melesat ke kamarnya tanpa mempedulikan gadis yang dibawanya barusan.
Kejora duduk diruang tamu seorang diri. Dengan segudang pertanyaan dibenaknya. Seketika matanya terasa berat seakan dirinya terasa terhipnotis dengan suasana di ruangan itu. Dan perlahan matanya terpejam.
Silau cahaya menusuk retina mata gadis cantik itu. Dan tiba-tiba ia menyapu ruangan tersebut. Dengan warna yang tidak jauh berbeda dengan ruangan sebelumnya. Namun yang berbeda ialah bentuk tatakan ruangannya. Ia dia sedang berada disebuah kamar. Yang pastinya bukan kamar miliknya.
"Ehh.. astaga!!" Sontak Rara terkejut.
Saat mendapati disebelahnya sosok lelaki sedang duduk bersandar di dinding dipan dengan tangan bersedekap dada dan menatapnya dengan tajam.
"Enak banget Lo ya tidur di kasur king size gue. Terus ngebo gak bangun-bangun. Nyusahin" Sentaknya dengan nada naik satu oktaf.
'Kejora terbelalak kaget. Yang benar saja jika ia menyusahkan kenapa lelaki aneh bin gila ini membawa dirinya ke apartemennya tadi. Bahkan dengan sebuah paksaan.' Batin gadis itu.
"Lo berubah ya Al." Ucap gadis itu terdengar miris.
Hening.
Lelaki itu hanya diam saja tanpa ekspresi.
"Ada apa sih dengan Lo All.." tutur gadis itu lagi.
"Gue kayak gak ngenalin elo tau gak. Bahkan kita dulu sangat dekat. Tapi sekarang, gue bahkan gak paham diri lo yang sekarang. Kenapa sih. Salah gue apa??" Ucap gadis itu matanya serasa memanas.
"Be..ru..bah!! Ucap lelaki itu. Menekankan kata "BERUBAH" Tanpa menoleh ke arah Kejora.
"Hahahaha.. haha.." lelaki itu terbahak.
Bulu roma Kejora bergidik ngeri mendengar tawa lelaki itu
"BERUBAH!!!" ucap lelaki itu seraya menekan dagu gadis itu.
"Sa.. sakit.. A..Al." desis Kejora menahan sakit dagunya yang di cengkram sangat kuat oleh Bintang.
"Hahahaha.. Gue berubah!!" Smirk lelaki itu.
"Denger ya gak semua hal bakal berotasi di sekitar diri lo doang di dunia ini." Tekan lelaki itu.
"Perubahan itu perkara waktu. Bisa aja hari ini diri lo di sayangi banyak orang. And than bisa aja besoknya lo sendirian. Kesepian, lalu dijauhi oleh mereka. Gak ada yang tau kan!!" Seringai lelaki itu.
Deg.
'Apa maksudnya.' batin Kejora.
"Lo kenapa.. gue salah apa??" Ucap gadis itu seraya berteriak.
Seketika Bintang semakin mendekat ke arah Kejora. Wajah mereka hanya berjarak 3 cm.
"Kalau misalkan gue bilang semuanya salah elo gimana." Gumam Bintang dengan nada yang dibuat-buat.
Deg.
"Mau gue ceritain biar nalar Lo terima. Mau mulai dari mana sayang.." smirk lelaki itu dengan sedikit menakutkan.