Natasha hanya merasa sangat lelah dan terlalu cemas. Yang dia pikirkan hanyalah kondisi sang anak dan juga sahabatnya. Tidak ada maksud lain dalam pertemuannya dengan David.
Ia menarik napas panjang dan menghembuskan perlahan. Menyeruput perlahan kopi miliknya kemudian menatap ke arah pintu kafe. Terlihat jelas bahwa sebenarnya Natasha sudah bosan menunggu seseorang. Akan tetapi dengan senyuman yang ramah tidak membuat orang-orang mempedulikannya.
Natasha tersenyum melihat pernak-pernik unik yang menghiasi kafe tersebut. Bahkan kafe yang dikunjunginya saat ini juga berkonsep ramah terhadap anak kecil. Sehingga Natasha berpikir bahwa suatu saat nanti dia akan mengajak Marlo untuk datang ke kafe tersebut.
Saat memikirkan hal itu, Natasha malah menjadi semakin cemas. Dia semakin tidak sabar untuk cepat bertemu dengan anak dan sahabatnya.