Natasha membuka mata, menoleh ke kanan dan ke kiri, tetapi tak menemui siapa-siapa di dalam kamar. Ia terbangun tanpa ada Kania maupun sang anak. Denyut nyeri yang ada di kepalanya masih terasa, meskipun tidak seperti sebelumnya.
Ia lantas menegakkan badan dan duduk sejenak sembari menyandarkan punggung di kepala ranjang. Memijit pelipis untuk mengurangi rasa pening di kepala sebelum beranjak keluar kamar mencari keberadaan Kania dan juga Marlo.
Setelah sedikit membaik, Natasha turun dari ranjang dan melangkah pelan keluar kamar.
"Kania! Marlo! Kalian di mana?" teriak Natasha memanggil-manggil sang teman dan buah hatinya tetapi tak ada sahutan.
"Sayang! Marlo, anak Mama, kamu di mana, Sayang?" Lagi-lagi tak ada sahutan juga dari bocah kecil itu.
Saat berada di lantai bawah, tak ada aktivitas kafe seperti biasa. Natasha lantas berpikir jika Kania mungkin saja ingin libur sehingga kafe tutup untuk sementara.