Natasha begitu menyesal tak menyadari kemarahan sang anak dari awal. Andai saja ia tahu, pasti ia akan membujuk dan meminta maaf melalui panggilan telepon terlebih dahulu sebelum tiba di rumah. Natasha sungguh merasa bodoh.
"Iya juga, sih, Kak. Kenapa, aku juga gak sadar saat itu, ya?" sesal Kania.
Kania bahkan tidak menyadari hal itu. Dia pikir bocah kecil itu hanya sedang butuh istirahat. Dia tidak menyangka bahwa Marlo sedang marah pada wanita yang telah melahirkannya.
"Iya, kan?"
"Ya sudah, Kak. Sekarang, Kakak biarkan saja dia sementara waktu. Kalau dirasa sudah tenang baru Kakak dekati lagi."
"Gimana kalau Marlo terlanjur marah dan gak mau maafin aku, Kania? Aku gak sanggup kalau anakku marah kepadaku. Beneran, aku gak sanggup, Kania!" pekik Natasha masih dengan terisak.