Batin Natasha bergemuruh tak karuan. Berbagai macam perasaan berkecamuk jadi satu. Tubuhnya gemetar saat berada di ruang tunggu. Reflek kakinya bergoyang-goyang dan ia menggigit ujung jemarinya. Ketakutan-ketakutan akan kondisi sang buah hati datang silih berganti.
Berbagai penyesalan menyelimuti batinnya. Kenapa dan mengapa, dua kata mengawali kalimat-kalimat penuh rasa sesal yang berjubel dalam dada Natasha.
"Astaga ... kenapa aku gak cepet tanggap saat Marlo berlari ke arahku? Ya Tuhan...." Natasha bergumam penuh sesal dalam hati.
"Kakak!"
Natasha segera menoleh begitu mendengar suara Kania memanggilnya. Sang teman dengan langkah terburu menghampirinya. Ada gestur cemas yang luar biasa di wajah Kania juga.
"Kak, gimana keadaan Marlo sebenarnya? Gimana kecelakaan itu bisa terjadi, Kak? Astaga, bagaimana kalau Marlo ...." Kania tak melanjutkan ucapan begitu melihat kedua bahu Natasha berguncang. Natasha terisak dengan wajah pucat dan tampak sekali jika ia benar-benar shock.