"Aku mohon, Natasha. Tolong ..."
"Aku yang minta tolong, Diego," sela Natasha sambil mengepalkan sebelah tangan erat-erat. Sedangkan sebelah tangannya terangkat untuk mengusap air matanya dengan kasar, kemudian menatap Diego sambil menguatkan hati, bahwa keputusannya kali ini benar-benar sudah bulat dan tak bisa diganggu gugat. "Kalau aku memang sudah sah menjadi istri kamu, aku mau minta satu hal. Tolong cerai aku dan biarkan aku pergi. Aku gak mau terpenjara lagi di sini."
Sakit!
Diego pernah sejenak lupa bahwa ia masih bisa merasakan sakit yang terus menghujam dada. Terutama karena ia tak pernah berekspektasi lebih pada hubungannya dengan Natasha yang ternyata menyedot seluruh energi dan perasaan yang ia punya. Ia kalah, entah oleh perasaan bersalah atau memang karena tanpa sadar pertahanannya telah meluruh di depan sosok Natasha yang kini menatapnya nanar.