Diego menyempatkan diri melirik ke arah arloji yang melingkar di pergelangan tangan di sela-sela aktivitas menyetirnya. Jam telah menunjukkan pukul setengah dua belas malam saat mobil melaju di jalanan ibukota yang lumayan lengang kala malam mulai larut.
Ia menyetir dengan tenang, sorot matanya yang tajam menatap jalanan. Kendaraan roda empat yang dikemudikannya sendiri itu bergerak kencang saling berlomba dengan beberapa kendaraan yang lain.
Pikiran Diego sedang kalut, baru saja ia merasakan sensasi bercinta dengan Natasha yang luar biasa, wanita itu justru mengeluarkan kalimat sindiran yang begitu menohok batin Diego. Padahal ia berhadapan dengan masalah baru mengenai kelangsungan tali pernikahannya dengan Natasha. Diego seakan-akan diajak bercanda oleh semesta akan jalan hidupnya.