Matanya terbuka, tubuhnya sangat lelah saat malam tadi. Berteleponan dengan kekasih yang tinggal di negara berbeda, membuatnya harus sering-sering mengabari. Apalagi dengan sikap si perempuan yang sangat posesif.
Dia berjalan ke kamar mandi untuk membasuh wajahnya, namun saat menatap dirinya di cermin dia ingat akan sesuatu. Sontak dia berlari dan membuka pintu.
Ceklek!
Matanya membulat saat melihat sosok perempuan yang tergeletak lemas di depan pintu ruangannya. Melirik ke sembarang arah, dan terlihat lorong rumah sakit masih terlihat sepi. Itu tandanya tidak ada orang yang mengetahui.
"Menyusahkan saja," ucapnya dan mengangkat tubuh perempuan tersebut.
Dia bawa masuk ke dalam dan membaringkannya di atas brankar miliknya, "Kalau bukan karena aku telah berucap janji oleh si Kakak, mungkin aku tidak akan terjebak dengan perempuan buta ini."
"Mina, Mama bawa makanan.... "