Chereads / SINCERITY OF FRIENDSHIP / Chapter 2 - RENCANA

Chapter 2 - RENCANA

#1#

Hari ini kami akan berkumpul. Sekedar membahas beberapa hal tentang sekolah atau kehidupan. Seperti biasa, tempat berkumpul kami adalah teras rumah Senja. Karena, Kami biasanya memang sering nongkrong dan berkumpul disana.

"Senja, lo kemana aja sih. Kemarin pergi kemana? Chat gua ngga dibales kenapa? " Tanya Putri yang tiba-tiba datang.

"Gua kemarin kerumah sepupu, " Jawab Senja sembari melanjutkan kegiatan menulis yang sempat tertunda.

Kemarin memang seharusnya mereka berkumpul, namun karena Senja pergi ke rumah sepupunya, jadilah kegiatan berkumpul mereka diundur menjadi hari ini.

Terlebih lagi Senja juga masih memiliki tanggungjawab untuk beberapa tugas. Karena, menurutnya sekalinya dia terjun dalam bidang tersebut maka, ia harus menyelesaikan setiap masalah didalamnya.

Bahkan, Senja juga belum menyelesaikan editan musikalisasi puisi yang seharusnya memang di posting kemarin di instagram, jadilah postingan itu ia undur beberapa hari untuk menyelesaikan editannya.

Masalahnya dia memang masih harus mengerjakan editan itu sendiri, belum lagi lanjut menulis beberapa part cerita dan ditambah tugas sekolah yang semakin menumpuk.

Putri dan Sekar terkadang mengerti masalah temannya itu, sehingga masalah editan sering dibantu oleh mereka. Untung saja, draft rekaman sudah ia kerjakan seminggu sebelum pengeditan.

***

Sore ini, mereka berkumpul seperti biasanya, ditemani dengan sepiring tempura yang masih hangat juga sebotol teh. Rencananya mereka akan membahas masalah liburan. Mereka memang sering bepergian. Karena hobi Senja dan Sekar yang suka travelling.

Kalo Putri sih, cuma ngikut aja. Sebenarnya dia memang tidak terlalu suka bepergian, kalo ngga kepepet aja ya ngga mungkin mau. Anaknya emang kaum rebahan banget apalagi sambil mabar tuhhh, beuhh hobinya banget.

Tapi, Putri akan selalu ikut kalo misalkan mereka ada agenda untuk liburan dadakan. Gimana ngga dadakan coba, baru kemarin ada niatan buat liburan, sekarang udah dibahas aja, dan besok udah pasti tuh berangkatnya. Kata Sekar kalo ngga dadakan kayak gini pasti ujung-ujungnya ngga jadi liburan bareng. Cuma wacana aja.

Kata-kata Sekar emang ada benernya sih. Karna udah banyak banget agenda liburan mereka yang akhirnya cuma jadi wacana.

Putri itu orangnya woles banget. Kalo diajak kesana langsung iya-iya aja. Apalagi kalo Sekar sama Senja usil tuhh, misalkan gangguin tidurnya dan setelah dia bangun, cuma ngajakin dia jajan ke warung sebelah. Kata Putri sih, nggapapa. Tapi, bilangnya sambil nahan marah gitu...

"Ini Puspa kok nggak ikut, kemana dia?" Tanya Senja yang masih terfokus pada ponselnya.

"Dia baru pergi, tadi udah kita ajak. Tapi, bilangnya ada acara sama keluarga," Jawab Sekar dengan mulut penuh tempura.

"Ohh gitu, " Ucap Senja lagi. Keadaan pun kembali hening beberapa saat, sampai Sekar membuka suara.

"Put, jangan main HP terus napa! " Ujar Sekar sembari melanjutkan mengunyah tempura nya.

"Iya-iya, ntaran lah. Mau nge-push nihh, " Jawab Putri dengan pandangan yang tak lepas dari gadgetnya.

"Gimana nih, jadi ngga rencana sepedaan sampe Malioboro? " Tanya Senja yang sekarang sedang mengedit vidionya.

"Jadi, dongg. Mau sore apa malem, nih? " Ujar Sekar.

"Sore aja, biar pulangnya ngga kemaleman, " Jawab Putri yang masih fokus dengan gadget nya.

"Yaudah, mau kapan nih? " Tanya Senja lagi.

"Malam minggu aja gimana?" Jawab Putri sembari meletakkan handphonenya.

"Setuju, " Ucap Sekar yang juga diangguki oleh Senja.

"Yakin nih, bakalan nyata rencananya? bukan wacana lagi? Gua sih nunggu izin orang tua ya, apalagi pandemi belum selesai gini. Semoga diizinin deh," Ujar Senja ragu. Pasalnya, ia mungkin tidak mendapatkan izin di situasi seperti ini.

"Iya sih, bener juga. Semoga dibolehin deh. Kalo gua sih bebas ya, mau kemana aja sih ya ayo," Jawab Putri santai.

"Iya iya, tau gua. Ingat enggak, Kar, waktu kita sepedaan sampai sore itu. Putri untung sampai rumah enggak dimarahin, apalagi dia les sore nya. Hahaha, lucu banget tuh pokoknya, " Flasback Senja

"Ah, iya gua inget tuh. Kita sepedaan sampai nyasar kan? Hahaha," Jawab Sekar dengan tawa yang semakin keras.

"Jujur, gua trauma gara-gara kalian. Sepedaan sampai nyasar lagi, udah kita enggak tau jalan, enggak bisa baca maps, hadeuh," Ujar Putri dengan gelak tawanya.

"Tapi untung kita bisa sampai rumah sih," Ujar Sekar yang dibenarkan oleh Senja dan Putri.

***

Setelah usai pembahasan mengenai rencana sepedaan dadakan. Mereka melanjutkan untuk membahas beberapa hal mengenai masalah yang lain.

"Gua laper nih, tempura dah abis. Kita pesan makanan aja yuk!! " Ajak Senja tiba-tiba.

"Ayokk, gua juga laper. Mau pesan apa nih?" Tanya Putri yang sekarang sedang men scroll instagram nya.

"Burger aja. Minumnya boba, " Jawab Sekar yang masih terfokus dengan game-nya.

"Okelah, gua pesen. Bayarnya sendiri-sendiri," Ucap Senja yang langsung membuka aplikasi ojek online.

Selesai memilih makanan yang akan dipesan, mereka bertiga kembali melanjutkan aktifitas nya. Yaitu, bermain dengan gadgetnya. Senja yang masih menyelesaikan editannya, Putri yang kembali dengan game-nya, dan Sekar yang masih men scroll laman media sosialnya.

Selang beberapa menit menunggu, akhirnya pesanan mereka datang. Senja berjalan menghampiri Sekar dan Putri sembari menenteng dua kantong plastik bewarna putih ditangan kanan dan kirinya. Terlihat berat memang, namun kedua temannya ini membiarkannya, terlebih hanya melirik nya sekilas. Dasar..

"Ihh, emang ya lo pada. Udah untung gua ambilin, gua bawain. Bantuin napa, berat tau " Omel Senja setelah meletakkan barang bawaannya.

"Hehe, ya maap. Tapi, lebih beratan dosa lo kali. Daripada kresek ini,

"Emang dasar bikin emosi nih, jawabannya Sekar.

"Asem lo, serah dah. Tu makan, " Ucap Senja dengan rasa kesal.

Mereka memakan pesanannya dengan lahap. Mungkin karena mereka bertiga belum makan siang tadi, jadi ya, lahap banget makannya.

Selesai makan, mereka bertiga masih membahas rencana jalan-jalan. Kata Sekar sih "Mumpung pandemi udah mulai reda jadi kita bisa jalan-jalan, lagian kalian udah vaksin juga kan?"

"Tapi kan, walaupun udah vaksin, kita tetap harus jaga kesehatan, Kar," Ujar Senja. Padahal ia juga ingin bisa jalan-jalan bareng, tapi kan kondisi nya baru kayak gini.

"Yaudah deh, lihat-lihat nanti ya," Ujar Sekar akhirnya.

Selesai makan, Sekar dan Putri memilih berpamitan untuk pulang. Karena memang sudah terlalu sore. Jam sudah menunjukkan pukul 5 sore saat ini.

"Gua pulang dulu, ya. Dah sore nih, " Ucap Sekar sembari membereskan bungkus makanan nya.

"Gua juga pamit pulang, ya" Susul Putri yang masih menyedot boba-boba nya.

"Iya, " Jawab Senja.

"Besok kumpul lagi ngga, nih? " Tanya Senja.

"Ntar aja, bahas di grup, " Jawab Sekar

"Kita pamit dulu ya, assalamu'alaikum" Pamit Putri yang langsung berjalan disamping sepedanya.

"Ya, ti-ati" Jawab Senja yang sekarang sudah berdiri diambang pintu rumahnya.

—————————

Ini Penting📌

Si Sekar🤪

Assalamu'alaikum, penghuni grup

Pada kemana nihhh, sepiiii

Gua mau ngomong penting, buka napa 😭

Em, Putri 🥶

Waalaikumsalam, naon?

Senja merasa handphonenya terus bergetar, kemudian ia membukanya. Ternyata ada pesan dari kedua temannya itu. Senja membuka laman chatnya, kemudian meng-klik grup bertuliskan 'Ini Penting' dan membalas pesannya.

Senja🧕

Waalaikumsalam, gmn Kar?

Si Sekar🤪

Gawat ini gawat

Em, Putri 🥶

Gawat apaan😑

Awas aja kalo ngga penting

Senja🧕

Ngomong, gawat apa?

Cepet ngga pake lama

Langsung to the poin

Lha? Malah off dia

Em, Putri 🥶

Ga jelas tu orang

Gaje battt lu, Kar

Si Sekar 🤪

Maaf, tadi kebelet.

Ehh, ga jadi gawat kok✌

Besok main yak

*Read!!*

Etdah, cuma di-read doang, yaudah nggapapa

Gua sabar kok orangnya

Senja benar-benar sudah tak tau lagi jalan pikir dari temannya itu, bagaimana tidak. Sekar mesti aja chat bilang gawat-gawat, kan jadinya langsung jantungan kalo gawat beneran. Lha ini, cuma bilang ngga jadi atau kalo engga hal yang ngga penting.

Salam hangat

—Senja