Download Chereads APP
Chereads App StoreGoogle Play
Chereads

Rumah Bekas Pesugihan

Anandasyah_putra
--
chs / week
--
NOT RATINGS
6k
Views
Synopsis
Petualangan horor Ayu dan sekeluarganya melewati beberapa misteri dan teka-teki horor yang mencekam hingga mengorbankan nyawa mereka. Bisakah mereka melewati rintangan tersebut. Baca dan ikuti Rumah Bekas Pesugihan, rasakan kengerian dan keanehan dalam cerita. Selamat membaca.....
VIEW MORE

Chapter 1 - 1.Awal Cerita

----------------------------------

Belum lama ini perekonomian keluarga Ayu lagi naik turun yang membuat ayah dan ibu

memutar otak agar ekonomi mereka stabil.

hingga terpikirkan sebuah ide untuk menjual rumah

untuk tambahan modal usaha Mebel yang mau Ayah Ayu mulai.

Promosi untuk menjual rumah pun dilakukan mulai dari teman, saudara, dan kerabat dekat.

ada seorang teman dekat ayah yang bernama Pak Edi berminat untuk membeli rumah tersebut.

"Selamat datang mas," sapa ayah pada pak Edi.

"Iya mas wah gede juga ya rumah nya."

"Hahaha bisa aja."

Setelah mereka bercengkrama sebentar diteras depan rumah ibu datang sambil membawa

Nampan berisi minuman.

"Diminum dulu mas teh nya," ajak ibu sambil duduk berhadapan denganya,

"Oh iya Mbak terimakasih."

Negosiasi pun dilakukan mulai dari penawaran harga menjelaskan detail rumah dan lain sebagainya.

"Mas gimana kalo kita tukar tambah aja?toh mas nya juga nggak butuh banyak uang buat modal," tawar Pak Edi sambil menyeruput minumanya.

"Tukar tambah gimana mas?" tanya ayah.

"Gini mas saya ada rumah didaerah pedalaman agak jauh dari kota rencananya juga mau saya jual, Jadi kita tukeran rumah aja mas biar nggak ribet cari rumah," tutur Pak Edi.

"Boleh juga itu yah," sela ibu.

"Iya udah kalo gitu mas kita juga nggak susah juga cari rumah baru nantinya," ujar Ayah.

Setelah selang beberapa. lama tawar menawar mencari harga yang pas, akhirnya merekapun

sepakat dengan tawarannya Pak Edi dengan menukar tambah rumah nya dengan rumah ayah.

"Jadi deal ya mas," pesan Pak Edi.

"Iya mas untuk mulai pindahanya bisa dimulai lusa ya mas?"

"Iya mas, kalo gitu saya pamit dulu mas, mbak Assalamualaikum," Salam Pak Edi sembari menjauh dari pandangan Ayah dan Ibu.

"Iya mas Waalaikumsallam."

Akhirnya rumah pun telah terjual rela tidak rela meninggalkan rumah yang telah menemani hari-hari mereka.

Tapi karena adanya kebutuhan yang sangat mendesak membuat aset satu-satunya keluarga Ayu pun harus dijual untuk memenuhi kebutuhan finansial.

Ayu dan sekeluarga pun mulai sibuk berberes barang-barang untuk persiapan pindahan besok.

Ayu menyempatkan untuk berkeliling rumah sejenak untuk mengenang kenangan dirumah ini,

banyak sekali peristiwa yang telah terjadi dirumah seperti masih tak rela meninggalkanya.

"Ayu, sini sebentar dong!" panggil ibu.

"Ah....iya bu bentar." Ayu bergegagas pergi menemui ibu.

"Iya bu ada apa?" tanya Ayu, disana terlihat ayah dan adek yang sedang duduk bersebelahan

seperti sedang membicarakan hal yang penting.

"Sini duduk dulu!" suruh ibu.

"Jadi gini Ayu kita kan mau pindah rumah dan karena tempatnya sangat jauh dari kota ayah

memutuskan untuk kalian berdua pindah sekolah dekat-dekat dari rumah baru kita untuk

menghemat biaya transportasi," tutur ayah.

"Tapi kan yah Ayu kan udah kelas 9 masak harus pindah sekolah bentar lagi juga mau Ujian

nasional," jawab Ayu agak kesal.

"Memamangnya kenapa?ngaruh kah ke ujian nasional toh kamu juga kan pandai beradaptasi,"

ucap ayah.

"Tapi kan Yah—"

"Udah lah nak turuti kata ayah kita lagi kesusahan finansial Biaya transportasi dari rumah baru ke

sekolah kan mahal," ujar ibu.

"Iyaudah deh bu, yah ayu sekolah deket deket sana aja," jawab Ayu lemes.

"Maaf ya Ayu gara-gara Ayah kamu ikut kesusahan," ungkap ayah merasa bersalah.

"Nggak kok yah Ayu juga ngerti kondisi keluarga kita kayak apa dan pasti Ayah juga kesulitan,"

jawab ayu berharap ayah tidak menyalahkan dirinya.

Setelah berdiskusi panjang menyiapkan persiapan pindahan, jam menunjukan pukul 10.00 WIB.

Mereka memutuskan tidur lebih awal agar tidak kesiangan untuk pindahan besok.

Ayu memasuki kamar dan merebahkan badannya dikasur, rasanya nyaman sekali sayang

malam ini malam terakhir.

sayup-sayup mata mulai menutup dengan sendirinya.

"Ayuu...Yu...Ayu...." Terdengar dari kejauhan orang berkali-kali memanggil-manggil nama Ayu.

Ayu terbangun disuatu tempat yang sangat gelap sekali, hanya sinar rembulan dan bintang yang menyinari tempat ini.

Pohon-pohon besar berjejer dengan rapi, ternyata ini adalah hutan, Ayu terpaku bingung melihat dirinya yang secara tiba-tiba berada di tengah hutan yang gelap.

"Tempat apa ini?" batin Ayu sembari berjalan mengelilingi tempat itu.

Dan terdengar lagi suara orang memanggil nama Ayu berkali-kali, suaranya lirih lemah lembut

Ayu seperti pernah mendengar suara ini.

Ayu terus berjalan menyusuri hutan dan mencari sumber suara tersebut.

Semakin lama suara

tersebut semakin jelas, aura tempat ini juga semakin sesak, Ayu cepatkan langkahnya setelah melihat pohon yang menjulang ke atas dengan akar yang berada di sela-sela ranting kayu.

Karena penasaran Ayu pun berjalan mendekat pohon tersebut dan terdengar kembali suara

orang misterius tersebut.

kini suara memanggil-manggil nama Ayu semakin jelas terdengar di gendang telinga Ayu, suaranya menggema kemana-mana.

Samar-samar terlihat perempuan dengan tubuh terlentang tak berdaya terikat di batang pohon beringin, tubuhnya kurus kering sampai-sampai terlihat tulang belulangnya.

Ayu kembali mempercepat langkahnya, kini bukan hanya rasa takut yang ada didalam tubuh Ayu melainkan rasa penasaran yang menggebu dalam pikiranya.

"Siapa orang itu?" tanya Ayu dalam hati sambil terus berjalan mendekati Orang tersebut.

"Aaahhhhhh...,"

Ayu terbelalak kaget secara tiba-tiba orang itu teriak, teriakanya dilanjut dengan rintihan kesakitan.

"Panass...disini panas," rintih kesakitan nenek tua itu.

Ayu berhenti berjalan bulu kuduk mulai berdiri ditambah keringat dingin yang menjalar ke

seluruh tubuh.

rasa takut mulai bermunculan ayu merasa ragu untuk melanjutkan nya tapi Ayu penasaran

siapa orang itu.

Karena rasa penasaran Ayu lebih besar dari rasa takut Ayu terus berjalan mendekati orang

misterius tersebut.

pelan-pelan Ayu melangkahkan kakinya semakin lama orang tersebut terlihat semakin

jelas terlihat.

"Kenapa aku melakukan itu kenapa?? aku bodoh...aku bidoh...." teriak nggak jelas nenek tersebut entah apa.

yang ia buat sampai menyesal seperti itu.

Ayu memberanikan diri mendekat dan mencoba berinteraksi denganya.

Permisi mbah," Sapa Ayu dengan gemetar ketakutan perasaan campur aduk tak karuan, rasanya gila berbicara dengan orang itu, tapi mau gimana lagi perasaan Ayu sangat familliar denganya.

Mata Nenek itu melirik kearahnya dengan tatapan tajan senyum menyeringai mengerikan yang membuat bulu kuduk Ayu meremang.

"Hihihihi...." tawa mengerikan nenek misterius dan berubah menjadi rintihan kesakitan.

"Nak tolong nenek," ucap putus asa nenek dan perlahan wajahnya mulai kelihatan tapi masih tak terlihat terlalu jelas.

Kaget apa yang Ayu lihat orang itu ternyata,

"Nenek?" kata Ayu sambil mendekat kearahnya tiba-tiba aku merasa tubuh Ayu lemas tak kuat

untuk berjalan tiba-tiba semua menjadi gelap.

"Ayu...Ayu...jangan tinggalkan nenek, Ahh panas."

"Nenek!!" teriak Ayu ketakutan bingung.

"Ada apaAyu?" tanya ibu.

Haah...ternyata itu semua cuman mimpi tapi ada apa dengan nenek itu?

"Yu kamu kenapa?" tanya ibu cemas.

"Ahh nggak papa kok bu,Ayu cuman mimpi buruk."

"Ya ampun...Yaudah-yaudah pergi mandi gih udah siang ini!"

"Iya bu,"

Ayu terus kepikiran apa maksud mimpinya tersebut.

"Yaudalah cuman mimpi doang, nggak akan ada yang aneh-aneh," batin Ayu sembari menuju ke

kamar mandi.

Bersambung