"Foto adalah kenangan yang akan berarti untuk masa depan."
"Kok, bisa sih? apa aku salah inget ya, tapi seingetku tempat ini persis sekali sama di mimpi." batin Ayu, sembari berjalan-jalan menyusuri lorong itu.
Sampai di ujung lorong ia melihat sebuah ruangan yang tertutup pintu yang dikunci dengan kayu dan bertuliskan,
Dilarang masuk!!
"Loh, kenapa kok nggak boleh masuk? apa rusak ya, ruanganya," ujar Ayu,
"Yu...Ayu," tiba-tiba terdengar panggilan ibu dari lantai bawah,
"Iya bu," jawab Ayu, sambil turun ke bawa menghampiri Ibu.
"Iya bu ada apa?"
"Kamu dari mana aja sih? ibu cariin kemana-mana,"
"Hahaha, Ayu dari lantai atas bu."
"Yaudah, kita keluarin barang dari mobil yah," ajak ayah, sambil menuju ke garasi mobil.
"Oke Yah." Jawab Ayu dan putra.
Mereka mulai membongkar barang-barang, Putra memilih tidur di kamar lantai bawah, Ayah dan Ibu memilih di kamar lantai bawah juga, yang otomatis Ayu tidur di kamar lantai atas.
Setelah selesai membongkar barang kami pun memutuskan untuk istirahat dulu dan melanjutkan nya besok harinya.
"Udah dulu deh, sekarang kita tidur istirahat, besok pagi lanjut lagi," tutur Ayah.
"Oke Yah, selamat malam." Jawab kami, dan masuk ke kamar masing-masing.
Setelah naik ke lantai atas sekelebat, ekor mata melihat bayangan hitam yang bergerak sangat cepat.
"Hah, apa itu?" ujar Ayu kaget, Ayu menengok ke kanan kiri, tapi tidak ada yang melewatinya,
"Mungkin aku salah lihat, karena kecapekan, udah lah." Batin Ayu tak acuh,
Ayu pun merebahkan Tubuhnya ke kasur,
"hemmb, beda sekali, nggak seempuk kasurku yang lama."
ia meraih Handphone di sebelahnya,
"Eh, Kevin online nih, sayang-sayangan sebentar deh."
___________________________________
Kevin, udah tidur?
Belum, kenapa Yu?
Gimana rumah barunya,
bagus gk?
Ya lumayan, tapi
agak aneh sih.
Aneh gimana?
Ahh, ya rada aneh
sedikit.
_____________________________
Klontang....
Suara barang jatuh yang membuat Chat'an mereka terhenti.
"Hah, suara apa tu?" gumam Ayu, sambil menutupi semua tubuhnya dengan selimut.
*
Kringg...kringg...
Bunyi alarm jam berdering terus menerus,
"Ayu, bagun!! duh anak ini molor terus,"
"Ahh, iya Bu," Kata Ayu sembari bangkit dari tidur nya dan langsung menata tempat tidur.
Ibu Ayu selalu mengajarkan mereka untuk selalu menata tempat apabila selesai dipakai, intinya ibu Ayu sangat keras apabila menyangkut tentang kebersihan rumah
Ayu bergegas ke kamar mandi, melewati ruang keluarga,
"Selamat pagi, Ayu," sapa Ayah yang sedang duduk di ruang keluarga sambil menikmati secangkir kopi panas.
"Iya, pagi," jawab Ayu.
Setelah mereka selesai siap-siap dan bersih-bersih rumah mereka berdiskusi untuk masalah pindah sekolah.
"Untuk sekolah baru Ayu rencananya dimana Yah?" Tanya Ayu.
"Rencananya mau Ayah sekolahin di SMP 81, soalnya nggak jauh-jauh sekali dari rumah," balas Ayah.
"Kamu setuju kan Yu?" Imbuh Ayah.
"Kalo Ayu sih setuju aja, kalo adek di sekolah mana Yah?"
"Sama, satu sekolah sama kamu." Sahut ibu.
Mereka pun mengobrol dan makan pagi bersama, setelah itu Ayah berpamitan untuk ke kota karena ada sedikit urusan yang perlu di selesaikan.
"Yah, aku ikut ke Kota ya," tanya Putra, sembari menghadang jalan Ayah.
"Ya, ayo." Jawab Ayah sembari menggandeng Putranya tersebut.
Kini di rumah hanya ada Ayu dan Ibu, Ayu berjalan keluar berkeliling di depan halaman rumah,
"Wah...luas juga ya tamanya." Gumam Ayu sambil terus berkeliling.
Terlihat di belakang rumah terdapat sebuah gudang kecil dan di samping kananya ada kolam renang. Ayu berjalan menuju gudang dan melihat lihat
Ceklek..
Ayu masuk kedalam gudang, di dalam gudang banyak sekali barang-barang antik unik, ia terus menyusuri gudang itu, sampai matanya tak sengaja melihat sebuah benda yang menarik perhatianya.
"Benda apa ini?" Batin Ayu sembari membersihkan barang tersebut dari debu.
Terlihat sebuah foto seseorang yang tak jelas mukanya. perawakanya seperti nenek-nenek umur 80 tahunan, entah mengapa matanya seperti tak asing melihatnya.
"Foto siapa ini?" ucap Ayu, sambil terus memperhatikan foto tersebut.
"Taji.." tiba-tiba terdengar suara bisikan seseorang dari belakang.
Spontan Ayu langsung membalikan badan, tetapi Ayu tidak melihat seseorang pun.
"Hah...siapa itu?" Ayu melontarkan pertanyaan entah kepada siapa, perasaanya mulai tidak enak yang membuat ia buru-buru lari keluar gudang.
"Huft...apa aku salah dengar ya?" gerutu Ayu, terus berjalan menuju kolam renang.
Kolam renang itu sangat besar, hampir seperti kolam renang umum. dalamnya sekitar 1,5 Meter, sayang kolam renang tersebut sudah lama tak terpakai, yang membuat isi kolam tersebut bukan berisi air melainkan berisi daun-daun kering.
"Ahh..sayang nih kolam renangnya."
Ayu duduk di sebuah kursi panjang di pinggirin kolam, sepoi-sepoi angin bersemilir di tubuhnya, aura nya sangat menenangkan.
Terlihat Ibu berjalan menuju kemari sembari memasang muka datar tanpa ekspresi, tidak seperti biasanya Ibu seperti itu, biasanya ia selalu ceria dan heboh sendiri.
"Bu mau kemana?" Tanya Ayu sembari berjalan menghampirinya, ibu tetap tidak merespon pertanyaan Ayu dan terus berjalan seolah tidak mendengar panggilan dari Ayu.
"Bu..Ibu!!" Panggil Ayu sekali lagi sembari menepuk punggung Ibu, tetapi hasilnya tetap sama, Ibu tetap diam dan terus berjalan menuju entah kemana.
Aku terus mengikutinya, tiba-tiba Ibu berhenti di sebuah pohon beringin besar yang belum aku lihat sebelumnya.
"Disini tempatnya," untuk pertama kalinya Ibu mengeluarkan suara, tetapi suaranya sangat beda dengan suara ibu, tidak seperti biasanya.
Suaranya serak, berat dan sangat sekali bukan seperti Ibu,
Ayu tetap berusaha positif thinking.
"Bu disini ada apa?" tanya Ayu sembari melihat pohon beringin tersebut.
Pohon itu sangat besar dahan dan ranting nya menjulang tinggi ke langit, pohon ini berada di belakang pojok kiri pekarangan rumah, tempatnya sangat jauh, tetapi aku seperti tidam pernah melihat pohon tersebut.
Sampai terlintas dalam pikiranku tentang Nenek-nenek tua yang terikat di batang pohon beringin yang sama persis dengan pohon di depan ku ini.
Apa jangan-jangan pohon ini ada kaitan nya dengan mimpi Ayu?
Pikiran Ayu tak karuan, Sebelumnya Ayu dikagetkan dengan lorong yang sama persis dengan di mimpinya, sekarang ada sebuah pohon yang juga sangat mirip di mimpinya.
pertanda apakah ini??
*
Bersambung....
"Kegelapan tidak bisa diusir dengan kegelapan, hanya cahaya yang dapat melakukannya. Kebencian tidak bisa diusir dengan kebencian, hanya cinta yang dapat melakukannya." -Martin Luther