Warning! Mature content!
Bab ingin mengandung adegan kekerasan seksual, jadi lompat pada bab selanjutnya jika Anda adalah pembaca di bawah umur.
"Aku sepertinya sudah melakukan kesalahan yang besar." Morana meraih wajah pria di depannya dengan menggunakan telapak tangannya, menyentuh lembut, bermain dengan ujung jari jemarinya kemudian. "Apa yang salah kali ini? Kau sepertinya sedang marah," imbuhnya. Semakin kuat mengembangkan senyum dari atas bibir merah mudanya.
Mr. Tonny memandang wajah Morana, jauh lebih polos. Tidak ada make up yang mencolok atau lipstik merah maroon yang mengoda. Dia baru saja selesai mandi, jadi wajar jika tidak ada make up yang menempel di atas wajahnya. Namun, meksipun begitu, Morana sudah bisa dibilang cantik dengan mata kucing yang tajam dan hidung lancip yang mempesona. Garis rahang yang tegas, ditambah dengan pipi tiru yang membentuk wajah lonjongnya. Sempurna! Tidak ada celah untuk wajahnya Morana.